kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.194   53,44   0,75%
  • KOMPAS100 1.105   10,45   0,95%
  • LQ45 877   11,00   1,27%
  • ISSI 221   0,83   0,38%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 540   5,09   0,95%
  • IDX80 127   1,35   1,07%
  • IDXV30 134   0,22   0,17%
  • IDXQ30 149   1,57   1,07%

Kinerja Adaro Energy (ADRO) Diramal Tumbuh, Meski Harga Batubara Turun


Senin, 10 Juni 2024 / 20:39 WIB
Kinerja Adaro Energy (ADRO) Diramal Tumbuh, Meski Harga Batubara Turun
ILUSTRASI. Kinerja Adaro Energy Indonesia (ADRO) diramal masih akan positif di tahun ini meski penurunan harga batubara membayangi.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) diramal masih akan positif di tahun ini meski penurunan harga batubara membayangi.

Di kuartal pertama 2024, ADRO membukakan laba bersih US$ 364 juta. Laba bersih Adaro turun 18,3% secara year on year (YoY). 

Analis KB Valbury Sekuritas, Benyamin Mikael menyebutkan, perolehan laba bersih Adaro berasal dari kombinasi beberapa faktor, termasuk pertumbuhan volume penjualan sebesar 5% YoY dan penurunan biaya tunai indikatif yang signifikan sebesar 29%. 

“Pencapaian ini penting di tengah tantangan penurunan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) 24% YoY. Kinerja di kuartal I-2024 melampaui estimasi internal dan proyeksi pasar, masing-masing sebesar 42,4% dari estimasi kami (US$ 883 juta) dan 34,9% (US$ 1,04 miliar) dari estimasi pasar,” kata Benyamin dalam risetnya, 4 Juni 2024. 

Benyamin menambahkan bahwa KB Valbury Sekuritas meningkatkan estimasi laba bersih ADRO menjadi US$ 1,14 miliar untuk sepanjang tahun 2024. Hal ini sebagian besar didorong oleh spread yang lebih rendah antara harga batubara Newcastle dan ASP ADRO serta tingkat produksi yang sedikit lebih tinggi menjadi 68 Metrik ton (Mt) pada 2024, sebelumnya 66 Mt. 

Baca Juga: Sejumlah Emiten Ini Terdampak Pelemahan Rupiah, Cermati Saran Analis

Lebih lanjut, Benyamin menilai, meskipun terdapat tantangan pada harga batubara di tahun 2024, karena masih tertekan seiring pertumbuhan ekonomi global yang lebih lambat, namun kinerja ADRO berpotensi masih tumbuh positif di tahun ini. Hal tersebut didorong oleh stimulus pemerintah yang kuat di Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

“Produksi batubara yang lebih rendah pada April 2024, diproyeksikan dapat meningkatkan keseimbangan antara pasokan-permintaan ADRO untuk sisa tahun ini,” kata dia. 

Selain itu, Benyamin menuturkan bahwa peningkatan produksi batubara dari Mongolia, Indonesia, India, dan Australia akan mengurangi dampak dari penurunan produksi batubara di RRT.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta melihat bahwa saat ini ADRO masih cukup menarik. Hal tersebut karena Adaro Energy merupakan perusahaan batubara dengan produksi besar dan telah memperhatikan aspek lingkungan.

Baca Juga: Impor Batubara China dan India Menggeliat, MAHA Hingga ADRO Berpotensi Dulang Berkah

Tak hanya itu, Menurut Nafan, ADRO juga menarik karena memiliki valuasi murah dengan Price Book to Value (PBV) di bawah 1 kali. Ditambah, ADRO masih royal membagikan dividen yang tercermin dari penguatan harga saham di awal tahun 2024 ini.

Meski begitu, Nafan mengakui bahwa potensi pelemahan harga batubara yang tengah terjadi saat ini, akan membebani kinerja pendapatan dan laba bersih ADRO di tahun 2024. Berdasarkan Trading Economics, harga batubara turun 2,13% ke level US$ 133 per ton. 

“Harga batubara diperkirakan masih sulit naik tinggi karena permintaan tidak bisa mengimbangi kelebihan pasokan,” kata Nafan kepada Kontan.co.id, Senin (10/6). 

Nafan menjelaskan, pergerakan harga batubara sejatinya akan mengikuti harga komoditas energi lainnya yaitu minyak dan gas. Dengan demikian, apabila harga kedua komoditas tersebut bergerak turun, maka harga batubara bakal ikut terkerek merosot, dan begitu juga sebaliknya.

Baca Juga: Target Produksi Batubara 922,14 Juta Ton Tahun Ini Diproyeksi Sulit Tercapai

Dia menyebutkan, harga minyak mentah sebenarnya telah mendapat dukungan dari Arab Saudi dan Rusia sebagai produsen terbesar yang mengurangi produksi minyak mereka. Namun, pertumbuhan ekonomi yang masih bergejolak dan belum pasti menghambat kenaikan harga minyak, gas hingga batubara.

“Maka prospek sahamnya diperkirakan akan inline dengan pergerakan harga batubara dan kinerjanya tetap diperkirakan akan turun dibandingkan tahun lalu,” kata Nafan. 

Nafan menilai, sentimen yang membuat harga batubara turun saat ini yaitu, karena didorong oleh proyeksi penurunan permintaan batubara metalurgi di Tiongkok selama tiga tahun berturut-turut. Penurunan ini disebabkan oleh stagnasi pada sektor properti dan infrastruktur. 

“Selain itu, peningkatan pasokan dari pusat produksi terkemuka Tiongkok diperkirakan terjadi setelah kuartal pertama yang lemah,” imbuhnya.

Baca Juga: Prospek Emiten Batubara Belum Kembali Membara, Cek Rekomendasi Sahamnya

Selaras dengan hal ini, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer mencermati, kinerja emiten batubara termasuk ADRO di tahun ini masih akan cukup volatile mengikuti harga komoditas batubara global. 

“Meski begitu kami kira kinerja ADRO cenderung masih akan menguat, tren harga komoditas memang menjadi faktor yang dominan mempengaruhi kinerja emiten batubara,” kata Miftahul kepada Kontan.co.id, Senin (10/6). 

Menurut dia, selain harga batubara, faktor penting yang akan mempengaruhi perolehan laba adalah komponen biaya dari emiten ADRO tersebut. 

Tak hanya itu, Miftahul menilai bahwa kinerja emiten batubara Bursa Efek Indonesia (BEI) juga akan diwarnai oleh eskalasi geopolitik serta adanya gelombang panas di Asia yang berpotensi mendorong penggunaan alat pendingin, sehingga mendongkrak konsumsi listrik. 

“Sentimen dari China juga patut untuk dipantau seperti demand batubara sampai pada pertumbuhan ekonominya,” imbuhnya. 

Miftahul pun merekomendasikan buy on retracement untuk ADRO dengan target harga Rp 2.810 per saham. Sementara Nafan merekomendasikan wait and see dalam jangka pendek, dengan target harga Rp 2.750-Rp 2.840 per saham. 

Sedangkan Benyamin merekomendasikan Hold untuk Adaro Energy, dengan target harga Rp 2.930 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×