Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) membidik penjualan batubara mencapai 67 juta ton pada tahun ini. Jika berhasil, maka volume penjualan ini akan menjadi rekor tertinggi penjualan batubara ADRO sepanjang sejarahnya.
Presiden Direktur PT Adaro Indonesia Priyadi Sutarso mengatakan, jika Adaro bisa mencapai 67 juta ton penjualan batubara maka akan mencapai rekor tertinggi. Namun, Adaro tidak melihat pada pencapaian rekor saja, Adaro akan memaksimalkan dan mengoptimalkan tambang batubara.
"Tambang yang efisien menjadi kunci kami bisa survive di era yang kompetif," kata Priyadi di Jakarta, Rabu (20/3).
Untuk mencapai target penjualan 67 juta ton batubara tersebut, Adaro akan melakukan eksplorasi cadangan dan melakukan produksi batubara. Aset Adaro terus bertambah dengan adanya Adaro MetCoal yang memproduksi batubara metalurgi.
Selain itu, Adaro akan eksplorasi daerah-daerah yang telah mendapatkan izin konsensi untuk eksplorasi sebab eksplorasi ini secara konsisten akan menjaga ketersediaan stok batubara untuk pelanggan Adaro.
Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) Geber Ekspansi ke Bisnis Energi Baru Terbarukan
Ia menuturkan, Adaro melihat kepentingan market dan pemerintah lantaran komoditas batubara menjadi sumber energi dan sumber devisa negara.
"Kami akan mengefisiensikan pemanfaatan batubara," ujar Priyadi.
Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) total tonase untuk rencana produksi komoditas batubara pada tahun ini mencapai 922,14 juta ton.
Menanggapi target produksi batubara sebesar 922,14 juta ton tersebut, Direktur Marketing Adaro Indonesia, Henderi Tamrin menuturkan bahwa target pemerintah agresif dalam RKAB tiga tahunan (2024-2026) target produksi batubara di atas 900 juta ton.
"Pemerintah bilang target produksi mendekati Rp 1 miliar juta ton dalam RAKB 2024, terus tahun berikutnya masih di 900 juta ton. Target yang agresif dan semua perusahaan tambang didorong untuk merencanakan jauh-jauh hari sampai 3 tahun ke depan," kata Henderi.
Menurut Henderi, target tersebut realistis atau tidak tentunya akan ditentukan oleh kondisi pasar. Jika memproduksi sebanyak-banyaknya batubara jika market tidak bisa menyerap, akan mempengaruhi harga batubara.
Sebagai tambahan informasi, Adaro mencatatkan volume penjualan mencapai 65,71 juta ton sepanjang 2023, naik 17% dibandingkan dengan kinerja 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News