Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengalami penurunan kinerja selama tiga bulan pertama 2024. Emiten batubara milik konglomerat Garibaldi "Boy" Thohir ini meraih laba bersih senilai US$ 374,34 juta pada kuartal I-2024.
Keuntungan ADRO merosot 18,27% dibandingkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per Maret 2023, yang kala itu sebesar US$ 458,04 juta. Meski turun, namun jika dikonversi dengan kurs rupiah saat ini, cuan ADRO masih jumbo.
Dengan asumsi kurs sebesar Rp 16.260 per dolar Amerika Serikat, laba bersih ADRO per kuartal I-2024 setara dengan Rp 6,08 triliun. Adapun, penurunan bottom line ADRO tak lepas dari pendapatan usaha yang menyusut 21,31% secara tahunan (Year on Year/YoY) menjadi US$ 1,44 miliar pada kuartal I-2024.
Sejalan dengan itu, beban pokok pendapatan ADRO ikut menciut sebanyak 24,20% (YoY) menjadi US$ 815,11 juta. Hasil ini membawa ADRO meraup laba bruto senilai US$ 627,70 juta hingga Maret 2024, turun 17,74% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Diversifikasi Bisnis Pengolahan Air Bersih Adaro Energy (ADRO) Berlanjut di 2024
Dalam periode tiga bulan pertama 2024, ADRO mengantongi laba usaha senilai US$ 513,62 juta atau turun 17,79% (YoY). Kemudian, laba periode berjalan ADRO ikut menyusut 18,95% (YoY) dari US$ 525,77 juta menjadi US$ 426,11 juta per kuartal I-2024.
Garibaldi "Boy" Thohir selaku Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADRO mengungkapkan bahwa secara operasional, volume produksi dan penjualan batubara mengalami kenaikan pada kuartal I-2024.
Volume produksi ADRO dan anak usaha (Grup Adaro) mencapai 18,07 juta ton, sedangkan volume penjualan sebesar 16,48 juta ton.
Volume produksi dan penjualan batubara tersebut mencerminkan kenaikan masing-masing sekitar 15% dan 5% dibandingkan kuartal I-2023.
Hanya saja, peningkatan pada kinerja operasional beriringan dengan penurunan 24% pada harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP), seiring penurunan harga batubara.
“Di tengah ketidakpastian global dan kondisi harga yang melemah, kami mempertahankan komitmen terhadap efisiensi biaya. Lebih lanjut, posisi neraca dan keuangan secara keseluruhan tetap sehat, sehingga menyediakan fleksibilitas pada saat ini,” ungkap Boy Thohir dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (1/5).
Pada kuartal I-2024, penjualan batubara Grup Adaro ke pasar domestik mencapai 27%. Selain itu, ADRO memasok ke pasar ekspor, yakni ke Asia Timur Laut sebanyak 27%, ke negara Asia Tenggara 18%, China 15%, India 12% dan negara lainnya 1%.
Boy Thohir melanjutkan, ADRO memulai operasi tahun ini dengan baik, dan perluasan investasi ke bisnis-bisnis baru berjalan sesuai panduan yang telah ditetapkan.
Pada kuartal I-2024, belanja modal (capex) ADRO melonjak 56% menjadi US$ 206 juta dari US$ 132 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Pengeluaran capex ADRO pada periode ini terutama digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan tongkang, investasi pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya, serta investasi pada infrastruktur.
Dari sisi pergerakan saham, menutup bulan April harga ADRO menanjak ke level Rp 2.710 per saham. Pada perdagangan Selasa (30/4), harga saham ADRO menguat 1,50%, sekaligus mengakumulasi kenaikan 13,87% sejak awal tahun 2024 (year to date).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News