Reporter: Yasmine Maghfira, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kilau emas meredup pada perdagangan Senin (28/10), setelah melonjak 1% pada sesi sebelumnya. Kemajuan perundingan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China membatasi gerak naik si kuning dan ditambah sikap hati-hati pasar jelang pertemuan Federal Reserve pekan ini.
Mengutip Bloomberg pukul 19.56 WIB, emas pasar spot ke level 1.499,24 per ons troi atau melemah 0,36%. Sedangkan emas berjangka untuk pengiriman Desember ke US$ 1.502,80 per ons troi atau melemah 0,17%.
Baca Juga: Harga emas Antam berpotensi naik sepekan ini
Pasar tengah mencermati petunjuk tentang prospek kebijakan moneter The Fed pada pertemuan 29-30 Oktober ini. Bank Sentra AS diprediksi bakal memangkas suku bunga acuannya untuk ketiga kalinya tahun ini. Mengacu FedWatch milik CME Group, ada peluang 90,9% untuk penurunan suku bunga 25 basis poin.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal memaparkan, secara umum sentimen yang menggerakkan harga emas menjadi naik adalah kekhawatiran pelaku pasar akan perlambatan ekonomi global.
Kemudian, Faisyal menilai emas juga masih menjadi aset safe haven sehingga masih dicari oleh pelaku pasar dan investor. Serta adanya sentimen karena munculnya ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
Baca Juga: Harga emas masih naik 0,08% di level US$ 1.505,90 per ons troi (Pukul 15.51 WIB)
Hal itu terbukti dari kenaikan harga emas pada pekan lalu. Faisal mengatakan kenaikan harga emas minggu lalu yang sempat melonjak dipicu oleh kewaspadaan pasar terhadap hubungan Amerika Serikat (AS) dan China yang masih belum jelas.
"Namun, untuk saat ini harga emas dunia ada peluang bergerak naik lebih lanjut. Karena pasar mulai mengantisipasi rencana pengurangan suku bunga oleh Bank Sentral AS pekan ini," ujar Faisyal kepada Kontan.co.id, Senin (28/10).
Faisyal menilai penguatan harga emas dunia masih akan terjadi hingga rapat keputusan The Fed dilaksanakan. Akan tetapi, berlanjutnya penguatan tersebut juga bergantung pada pernyataan yang akan diumumkan The Fed.
Misalnya, menyatakan tentang perkembangan perlambatan ekonomi global, harga emas masih berpeluang naik. Sedangkan, jika The Fed memutuskan menurunkan suku bunga acuannya kembali tetapi menyatakan tidak akan ada lagi pelonggaran, maka itu bisa menjadi sentimen negatif bagi harga emas.
Baca Juga: Analis menilai investor domestik butuh waktu lama tertarik gunakan indeks hijau
Analis PT Finnex Berjangka Nanang Wahyudin juga mengatakan hal serupa. Menurutnya, pergerakan emas dalam sepekan ini akan banyak dipengaruhi berbagai faktor, di antaranya rapat FOMC, rilisan data ekonomi AS, serta sentimen perang dagang AS - China.
Nanang menilai, pertemuan The Fed menjadi sorotan di tengah padatnya data ekonomi penting. Peluang perubahan suku bunga dengan berbagai macam sentimen akan mempengaruhi hingga akhir tahun.
Apalagi, pelaku pasar berharap The Fed pasti memangkas suku bunga dalam pertemuan pekan ini sebesar 25 basis poin, dengan memcermtai pernyataan Jerome Powell terkait outlook selanjutnya dari Bank Sentral AS itu.
Baca Juga: PLN pasok listrik 10 destinasi pariwisata prioritas & 11 wilayah shore connection
Data ekonomi AS juga akan mempengaruhi pergerakan emas, di mana neraca perdagangan AS juga dirilis pekan ini.
"Data tersebut menjadi penting karena statement FOMC bulan September lalu menggarisbawahi lemahnya business fixed investment dan ekspor," papar Nanang.
Selain itu, data consumer confidence turut mewarnai pergerakan dollar AS dan imbasnya mempengaruhi emas dunia.
Baca Juga: Harga emas berbalik naik 0,20% di level US$ 1.507,61 per ons troi (Pukul 14.33 WIB)
Nanang juga mengatakan kenaikan emas lebih lanjut dipengaruhi berbagai faktor seperti kekacauan kembali mengenai perang dagang yang akan mendorong investor memburu aset yang dinilai aman, yakni emas.
Nanang memproyeksi harga emas dunia berpotensi menguat pada perdagangan Selasa (29/10) dengan rentang harga US$ 1.490 - US$ 1.520 per ons troi. Sedangkan, Faisyal memperkirakan harga emas dunia berpotensi menguat dengan rentang harga US$ 1.497 - US$ 1.512 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News