kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Kilang minyak Saudi Aramco diserang, rupiah loyo


Senin, 16 September 2019 / 18:26 WIB
Kilang minyak Saudi Aramco diserang, rupiah loyo
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah terhadap dolar AS kembali lesu pada penutupan perdagangan, Senin (16/9). Lesunya mata uang garuda ini berdampak pada penyerangan yang terjadi pada kilang minyak Saudi Aramco di Arab Saudi. Penyerangan ini mengakibatkan harga minyak dunia yang akhirnya berdampak juga pada kurs rupiah.

Berdasarkan Bloomberg, kurs rupiah ditutup melemah 0,54% ke level Rp 14.042 per dolar AS dari akhir pekan lalu yang ada di Rp 13.967 per dolar AS.

Sementara itu, di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah melemah 0,50% ke level Rp 14.020 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Ahmad Yudiawan mengatakan penyerangan kilang minyak Saudi Aramco menjadi sentimen utama dalam pelemahan rupiah hari ini. Ia bilang hal ini juga berpengaruh bagi aset-aset berisiko lainnya selain rupiah. 

"Ini kelihatannya menyebabkan pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan rupiah juga ikut tertekan," ujar Yudi.

Baca Juga: Imbas serangan fasilitas minyak Arab Saudi, rupiah berpeluang melemah

Yudi berpendapat sentimen ini akan terus melemahkan rupiah untuk beberapa hari ke depan. Alasannya ada pernyataan dari kelompok penyerang kilang minyak tersebut yang akan melanjutkan penyerangan. 

Pernyataan ini akan terus menjadi ancaman untuk pergerakan rupiah. "Jika kondisi ini semakin parah dan Iran ikut terlibat dalam konflik bersenjata ya ini bisa semakin menekan rupiah," jelas Yudi.

Ia juga tidak bisa memperkirakan sampai kapan sentimen ini akan terus melemahkan rupiah. Menurutnya, perlu ada upaya agar kondisi ini mereda sehingga rupiah akan bisa menguat perlahan.

Sependapat, Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga mengatakan rupiah melemah dikarenakan harga minyak yang naik akibat kilang minyak Saudi Aramco diserang. 

Hal ini menyebabkan mata uang negara-negara pengimpor minyak melemah. Ia bilang kurs rupiah merupakan mata uang urutan ketiga di Asia yang mengalami pelemahan terbesar. 

"Ada Rupee India dan Peso Filipina, baru setelah itu rupiah yang menempati urutan ketiga pada pelemahan hari ini," ujar Josua.

Josua bilang, sentimen ini tidak bisa dipastikan akan berdampak dalam jangka panjang atau pendek. Menurutnya perlu melihat dulu upaya yang bisa dilakukan oleh Arab Saudi agar harga minyak tidak kembali naik. "Berharapnya sih jangka pendek dan ada upaya agar produksi minyak kembali normal lagi," ucap Josua.

Baca Juga: Rupiah melemah tipis ke Rp 13.990 per dolar AS setelah menguat empat pekan

Selain itu, Josua juga menyebutkan akan ada sentimen positif menjelang rapat FOMC. Kemungkinan The Fed yang akan memangkas suku bunga bisa menjadi sentimen positif untuk rupiah. "Datanya cukup mixed ya, jadi kita wait and see dulu," ucap Josua.

Dengan sentimen tersebut, Yudi dan Josua menilai rupiah masih akan melanjutkan pelemahan esok hari. 

Josua bilang rupiah akan melemah di kisaran Rp 14.000-Rp 14.100 per dolar AS dengan target akhir tahun masih di Rp 14.100 - Rp 14.150  per dolar AS. 

Sedangkan Yudi memprediksi rupiah berada di kisaran Rp 13.930 - Rp 14.140 per dollar AS dengan target akhir tahun Rp 13.500 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×