kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   27.000   1,16%
  • USD/IDR 16.715   30,00   0,18%
  • IDX 8.367   -24,72   -0,29%
  • KOMPAS100 1.159   -1,24   -0,11%
  • LQ45 843   -2,18   -0,26%
  • ISSI 291   1,30   0,45%
  • IDX30 442   -1,53   -0,35%
  • IDXHIDIV20 510   -0,87   -0,17%
  • IDX80 130   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 138   0,07   0,05%
  • IDXQ30 140   -0,19   -0,13%

Kerugian Link Net (INET) Membengkak, Beban Jaringan dan Amortisasi Naik Tajam


Selasa, 11 November 2025 / 20:19 WIB
Kerugian Link Net (INET) Membengkak, Beban Jaringan dan Amortisasi Naik Tajam
ILUSTRASI. PT Link Net Tbk (INET) kembali mencatatkan kinerja keuangan yang kurang menggembirakan hingga kuartal III-2025.


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Link Net Tbk (INET) kembali mencatatkan kinerja keuangan yang kurang menggembirakan hingga kuartal III-2025. 

Emiten penyedia jasa internet dan TV kabel ini membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp 1,02 triliun per September 2025, naik 28,24% dibandingkan kerugian Rp 801,54 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis di Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (10/11/2025), peningkatan kerugian ini disebabkan oleh lonjakan sejumlah pos beban. 

Baca Juga: Manajemen Link Net (LINK) Kembali Angkat Suara Soal Rencana Divestasi Axiata Group

Beban jaringan dan beban langsung lainnya tercatat melonjak hampir dua kali lipat dari Rp 592,35 miliar menjadi Rp 1,21 triliun. Sementara itu, beban amortisasi juga meningkat dari Rp 50,70 miliar menjadi Rp 60,78 miliar.

Tekanan kinerja juga datang dari pos laba operasi yang dihentikan, khususnya dari segmen pelanggan residensial seperti layanan internet broadband. Pada periode yang sama tahun lalu, segmen ini masih berkontribusi positif sebesar Rp 569,63 miliar, namun kini tercatat nihil.

Meski demikian, pendapatan Link Net justru melesat 45,62% secara tahunan menjadi Rp 2,39 triliun, dibandingkan Rp 1,64 triliun per September 2024.

 

Kenaikan ini terutama ditopang oleh pendapatan dari sewa jaringan yang sebelumnya nihil, kini mencapai Rp 859,55 miliar. Pendapatan dari layanan TV kabel juga meningkat tajam dari Rp 32,95 miliar menjadi Rp 800,15 miliar.

Dari sisi neraca, total aset Link Net tercatat sebesar Rp 15,08 triliun per akhir September 2025, naik dari Rp 13,91 triliun pada akhir Desember 2024. 

Baca Juga: Solusi Sinergi Digital (WIFI) Sedang Negosiasi Untuk Beli Link Net (LINK) dari Axiata

Namun, liabilitas perusahaan ikut menebal menjadi Rp 11,11 triliun dari Rp 8,91 triliun. Sementara itu, ekuitas perusahaan menurun dari Rp 5 triliun menjadi Rp 3,97 triliun.

Kinerja tersebut mencerminkan beban ekspansi yang masih tinggi di tengah upaya perusahaan menyesuaikan model bisnis pasca restrukturisasi segmen pelanggan residensial.

Selanjutnya: Strategi Pressing & Transisi Cepat Bojan Hodak Sesuaikan Karakter Pemain Indonesia

Menarik Dibaca: Strategi Pressing & Transisi Cepat Bojan Hodak Sesuaikan Karakter Pemain Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×