kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.265   -85,00   -0,53%
  • IDX 7.073   -92,58   -1,29%
  • KOMPAS100 1.039   -16,65   -1,58%
  • LQ45 818   -13,93   -1,67%
  • ISSI 212   -2,57   -1,20%
  • IDX30 421   -5,97   -1,40%
  • IDXHIDIV20 506   -5,92   -1,16%
  • IDX80 118   -2,08   -1,73%
  • IDXV30 121   -1,72   -1,40%
  • IDXQ30 139   -1,80   -1,29%

Keputusan The Fed Bikin Investor Asing Hengkang dari IHSG


Kamis, 30 Januari 2025 / 20:31 WIB
Keputusan The Fed Bikin Investor Asing Hengkang dari IHSG
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpukul jatuh ke zona merah usai keputusan The Fed menahan suku bunga acuan. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpukul jatuh ke zona merah usai keputusan The Fed menahan suku bunga acuan. Pada akhir perdagangan Kamis (30/1), IHSG melemah 1,29% ke level 7.073,47. 

Tekanan datang dari net sell investor asing. Pada perdagangan Kamis (30/1) saja, investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp 397,71 miliar di seluruh pasar. 

Secara akumulasi sejak awal 2025, investor asing sudah membukukan net sell sebesar Rp 4 triliun. Jumlah tersebut setara dengan US$ 246,40 juta. 

Baca Juga: IHSG Ditutup Melemah Usai Libur Panjang, Simak Proyeksi Pergerakannya Jumat (31/1)

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan, tekanan pada IHSG merupakan bentuk respons pelaku pasar terhadap keputusan The Fed. 

Artinya, penurunan tingkat suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) yang semakin terbatas kian menjadi nyata. Pasalnya, The Fed masih berupaya untuk mengejar target inflasi di level 2%. 

“Rasanya dengan kebijakan Donald Trump yang ada saat ini, berat rasanya bagi inflasi AS untuk bisa kembali ke 2%, apalagi dengan data ketenagakerjaan yang kuat,” jelas Nico kepada Kontan, Kamis (30/1). 

Asal tahu saja, data tenaga kerja non–farm payroll AS naik 256.000 pekerja pada Desember 2024. Ini menjadi pertumbuhan tertinggi sejak Maret 2024. 

Sementara itu, tingkat pengangguran di Negeri Paman Sam itu turun ke 4,1% di Desember 2025 dibanding bulan sebelumnya atau Month on Month (MoM) dari 4,2% pada November 2024.  

“Sebab itu, pelaku pasar dan investor seperti kecewa atas apa yang disampaikan oleh The Fed sehingga pasar terkoreksi dan pasar masih wait and see menunggu beberapa data penting,” tutur Nico.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Teknikal PWON, MAPA, dan MEDC Untuk Jumat (31/1)

VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menambahkan selain keputusan The Fed, kebijakan tarif Trump juga turut mendorong relokasi investasi dari high risk menjadi low risk dan safe haven. 

Audi bilang keputusan Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuan juga menjadi pemberat. Pasalnya, langkah BI dalam memangkas BI Rate sebesar 25 bps di luar ekspektasi.

“Langkah BI memangkas suku bunga acuan mendorong ketidakpastian nilai tukar rupiah, yang juga berdampak terhadap pasar saham,” jelasnya. 

Selain itu, pelaku pasar juga tengah menanti rilis kinerja tahun buku 2024 yang diperkirakan tumbuh secara moderat dibandingkan tahun sebelumnya di tengah dinamika ketidakpastian ekonomi. 

Audi memproyeksikan potensi inflow investor asing akan kembali oleh didorong oleh stabilitas ekonomi dalam negeri, baik pertumbuhan PDG, normalisasi nilai rupiah dan terjaganya inflasi. 

Baca Juga: IHSG Anjlok 1,29% ke 7.073 pada Kamis (30/1), ANTM, AKRA, AMMN Jadi Top Losers LQ45

Angin segar bagi pasar ekuitas Indonesia juga akan datang dari pemangkasan suku bung acuan The Fed yang sesuai dengan ekspektasi investor dan pelaku pasar. 

Audi menyarankan investor bisa melakukan spekulasi beli terhadap saham-saham yang mencatatkan pertumbuhan kinerja meski secara harga cenderung tertekan, terlebih saham di konstituen LQ45. 

“Selain itu, diversifikasi ke saham yang masuk dalam kategori defensif masih kami rekomendasikan di tengah sentimen yang terjadi saat ini,” kata Audi. 

Sementara, Nico menilai investor asing akan kembali bergairah masuk ke pasar saham Indonesia jika berbagai program Prabowo bisa berjalan dan pemangkasan suku bunga BI lanjutan. 

Selanjutnya: Kinerjanya Kian Membaik, Sejumlah Multifinance Siapkan Penambahan Kantor Cabang

Menarik Dibaca: KAI Ubah Sarana Sejumlah KA Mulai Besok, Ini Daftarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×