kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Keputusan BI menahan suku bunga acuan disambut baik oleh emiten properti


Selasa, 26 Februari 2019 / 18:54 WIB
Keputusan BI menahan suku bunga acuan disambut baik oleh emiten properti


Reporter: Yoliawan H | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) di sambut baik oleh pelaku industri porperti. Pasalnya suku bunga acuan saat ini yang ada di level 6% sudah cukup ramah bagi konsumen yang ingin memiliki properti dengan jasa kredit pemilikan rumah (KPR).

Direktur PT Ciputra Development Tbk (CTRA), Harun Hajadi mengatakan, saat ini suku bunga masih cukup bersahabat terhadap calon pembeli rumah yang ingin mengambil KPR.

“Suku bunga acuan tidak berubah, jadi ya tidak ada perubahan apa-apa, paling tidak peminat KPR tidak menurun,” ujar Harun kepada Kontan.co.id, Selasa (26/2).

Menurutnya pun daya beli masyarakat melalui KPR masih cukup tinggi. Benar saja, jika merujuk kepada data BI, pada bulan Desember 2018 lalu, secara keseluruhan kredit properti masih tumbuh 16,3% yoy. Sedangkan untuk kredit KPR dan KPA masih tumbuh 13,9% yoy.

Lebih lanjut, menurut Harun porsi penjualan KPR yang ada di CTRA sendiri per Desember 2019 mencapai 53%. Adapun total marketing sales CTRA pada bulan tersebut mencapai Rp 6,4 triliun.

Senada, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk (DILD), Archied Noto Pradono mengatakan, keputusan BI untuk menahan suku bunga akan berdampak positif. Ini merupakan angin segar untuk konsumen KPR dan KPA. “Tapi ini berlaku untuk KPR di luar first home buyer,” ujarnya kepada Kontan.

Asal tahu saja, di tahun 2019 ini DILD menargetkan marketing sales mencapai Rp 2,5 triliun. Target tersebut 13,64% lebih tinggi ketimbang pencapaian marketing sales tahun lalu yakni Rp 2,2 triliun.

Berdasarkan data RTI, pada penutupan perdagangan hari ini saja, Selasa (26/2), saham CTRA ditutup menguat 3,47% ke level Rp 895 per saham. Sedangkan untuk DILD masih tidak mengalami perubahan di level Rp 316 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×