Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) terkoreksi setelah pasar obligasi rally.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, kepemilikan asing di SBN mengalir deras Rp 9 triliun sejak 5 November hingga 8 November. Namun, sejak awal pekan (11/11) inflow asing ke SBN mulai terkoreksi Rp 2 triliun hingga Selasa (12/11) di posisi Rp 1.608 triliun.
Jika ditarik lebih jauh, sejak awal tahun hingga Selasa (12/11) dana asing yang masuk ke pasar SBN capai Rp 175 triliun. Sementara, porsi kepemilikan asing di SBN bergerak stabil cenderung meningkat dari 37% hingga 39%.
Baca Juga: Pemerintah buka pintu investor asing dalam lelang SUN, pasar makin semarak
Pengamat pasar modal Siswa Rizali mengatakan asing terlihat menahan diri karena pasar obligasi sudah rally kencang sejak awal tahun dan porsi asing sudah cukup tinggi.
"Biasanya kalau porsi asing sudah mau mendekati 40% mereka cenderung berhati-hati," kata Siswa, Kamis (14/11).
Faktor yang menjadi pertimbangan asing ketika sudah banyak masuk adalah cara mereka keluar dari pasar atau mempertimbangkan likuiditas pasar.
Siswa menilai dalam konteks global likuiditas surat utang Indonesia masih kurang likuid. Jika posisi asing sudah tinggi dan terjadi gejolak di pasar keuangan, risiko asing dengan porsi yang tinggi terebut akan makin tinggi atawa semakin tidak mudah keluar.
Namun, di satu sisi yield yang dimiliki pasar SBN cukup menarik bagi asing untuk kembali masuk dan mempertahankan porsi kepemilikan seperti saat ini.
Sementara, Siswa berpendapatan persoalan perang dagang AS dan China yang kembali memanas hanya menjadi sentimen negatif sementara dalam menahan laju asing masuk ke pasar SBN.
"Kalau ngomong perang dagang makin parah, justru investasi yang sifatnya fixed income atau surat utang jadi semakin menarik," kata Siswa.
Sementara, Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi berpendapat tensi perang dagang membuat volatilitas nilai tukar rupiah meningkat dan mempengaruhi asing jadi menahan kepemilikan di SBN.
"Asing masih wait and see untuk masuk ke pasar emerging market karena melihat perkembangan global," kata Reza.
Namun, jika pergerakan dolar AS stabil atau volatilitas rupiah membaik maka arus dana asing akan kembali masuk ke pasar SBN.
Sementara, Fikri C. Permana Ekonom Pefindo mengatakan meski saat ini kepemilikan asing di SBN terkoreksi, ke depan minat asing pada pasar SBN akan tetap tinggi. Daya tarik pasar SBN di mata asing datang dari spread yield US Treasury dengan yield SBN yang masih di atas 500 basis poin.
Baca Juga: Investor asing borong surat utang Asia selama 6 bulan beruntun, Indonesia tertinggi
Fikri memproyeksikan defisit neraca perdagangan tidak akan banyak melebar, sehingga menjadi sentimen positif bagi pasar SBN. Dengan begitu, yield bisa bergerak lebih rendah dan terjadi kenaikan harga SBN.
Di saat net sell mewarnai pasar obligasi dan saham, Fikri berpendapat saat ini asing memang cenderung wait and see dan belum agresif memindahkan dana ke instrumen investasi safe haven seperti dolar AS dan emas.
Namun, Reza menebak dana asing yang keluar dari pasar SBN diparkirkan pada pasar saham global karena Selasa (12/11), Indeks S&P 500 dan Nasdaq sempat menembus rekor tertinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News