Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten properti tahun ini diprediksi masih berat pasca Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%.
Direktur Ciputra Development, Harun Hajadi misalnya mengatakan, kenaikan suku bunga BI akan berdampak pada penjualan Ciputra. Terutama aset hunian yang sebagian besar memakai kredit pemilikan rumah (KPR).
Meski Jemmy Kusnadi, Sekretaris Korporat Summarecon Agung (SMRA) mengklaim kenaikan suku bunga BI tidak berdampak signifikan terhadap penjualan SMRA. Sebanyak 55% marketing sales SMRA di kuartal I 2024 berasal dari KPR.
Baca Juga: BI Kerek Suku Bunga, Begini Dampaknya ke Emiten Properti
Merujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja indeks properti sudah turun 13,25% sejak awal tahun.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas, Vicky Rosalinda menilai, penurunan indeks properti BEI disebabkan oleh suku bunga The Fed dan BI yang sudah tinggi.
Ditambah kenaikan suku bunga BI, kondisi ini dapat menekan keinginan masyarakat untuk membeli hunian baru.
"Pelemahan rupiah juga dapat memberikan dampak negatif ke emiten properti yang memiliki utang dalam dolar AS," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (25/4).
Sejauh ini, aset properti yang paling terdampak di era suku bunga tinggi adalah penjualan rumah.
Baca Juga: Terimbas Efek Buruk Kenaikan Suku Bunga, Ini Rekomendasi Saham Emiten Otomotif
Sementara, di era suku bunga tinggi ini, aset yang dapat menopang kinerja emiten properti adalah dari pendapatan berulang.
Research Analyst Phintraco Sekuritas, Nurwachidah melihat, meski suku bunga KPR sudah tinggi, minat beli properti masih bisa terjaga seiring dengan stabilitas politik di Indonesia.
Lantas adanya insentif pembebasan PPN juga menjadi sentimen positif untuk kinerja emiten properti.
Beberapa emiten properti juga menargetkan angka marketing sales di tahun 2024 yang relatif sama dengan marketing sales pada tahun 2023, seperti CTRA dan SMRA.
Baca Juga: Simak Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham Emiten Properti dari Analis Berikut Ini
Bahkan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) mengerek target perolehan marketing sales tahun ini.
Hal lain yang dapat menopang kinerja properti di 2024 adalah potensi penurunan suku bunga acuan yang akan dipimpin oleh The Fed. Proyeksinya di kuartal III 2024. Apabila stabilitas nilai tukar rupiah sudah terjaga, BI pun dapat ikut menurunkan suku bunga acuannya.
Nurwachidah merekomendasikan beli SMRA, BSDE, CTRA dan PWON. Target masing-masing Rp 630, Rp 1.160, Rp 1.445 dan Rp 464 per saham.
Rekomendasi Vicky trading buy BSDE dan CTRA targetnya di Rp 530 dan Rp 1.210. PWON direkomendasikan buy on weakness di Rp 420.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News