kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Sempat Hadapi Tantangan Berat, Ini Rekomendasi Saham Emiten Properti dari Analis


Selasa, 09 Januari 2024 / 19:12 WIB
Sempat Hadapi Tantangan Berat, Ini Rekomendasi Saham Emiten Properti dari Analis
ILUSTRASI. Rancangan desain miniatur Kota Maja Raya di Maja, Lebak, Banten, Senin (30/10/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/Spt.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten sektor properti tahun 2024 diperkirakan akan jauh lebih baik setelah menghadapi tantangan berat di tahun 2023.

Direktur Utama Kiwoom Sekuritas Indonesia Chang-kun Shin mengatakan, sektor properti menghadapi tantangan yang besar di tahun 2023, mulai dari mulai dari inflasi hingga berlanjutnya pengetatan kebijakan suku bunga dari bank sentral.

“Sehingga, stimulus PPN DTP yang diberikan pemerintah akan menjadi pendorong pertumbuhan sektor properti. Sebab, sejak tahun 2018-2022, sektor properti menyumbang 16% terhadap PDB Indonesia,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (9/1).

Shin melihat, geliat sektor properti di tengah dorongan stimulus diskon 100% PPN DTP akan meningkat dan berdampak positif terhadap marketing sales emiten, khususnya yang bersegmentasi middle to low pada penjualan landed house.

Baca Juga: Sektor Ritel Diprediksi Cerah Dalam Jangka Panjang, Simak Rekomendasi Sahamnya

Oleh karena itu, di tahun 2024, kinerja sektor properti akan lebih baik dengan beberapa sentimen pendorong. Pertama, berlanjutnya stimulus diskon PPN dari pemerintah.

Kedua, potensi terjadinya pelonggaran kebijakan suku bunga global dan domestik. Ketiga, terkendalinya inflasi yang berpotensi menumbuhkan daya beli dengan target pertumbuhan ekonomi dari pemerintah di atas 5%.

“Terakhir, tingkat kebutuhan hunian yang masih tinggi. Hal ini terlihat dari angka backlog di tahun 2023 sebanyak 9,9 juta unit,” paparnya.

Shin pun merekomendasikan overweight untuk sektor properti dengan rekomendasi beli untuk saham BSDE dengan target harga Rp 1.650 per saham dan CTRA Rp 1.470 per saham. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×