Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten sektor properti tahun 2024 diperkirakan akan jauh lebih baik setelah menghadapi tantangan berat di tahun 2023.
Direktur Utama Kiwoom Sekuritas Indonesia Chang-kun Shin mengatakan, sektor properti menghadapi tantangan yang besar di tahun 2023, mulai dari mulai dari inflasi hingga berlanjutnya pengetatan kebijakan suku bunga dari bank sentral.
“Sehingga, stimulus PPN DTP yang diberikan pemerintah akan menjadi pendorong pertumbuhan sektor properti. Sebab, sejak tahun 2018-2022, sektor properti menyumbang 16% terhadap PDB Indonesia,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (9/1).
Shin melihat, geliat sektor properti di tengah dorongan stimulus diskon 100% PPN DTP akan meningkat dan berdampak positif terhadap marketing sales emiten, khususnya yang bersegmentasi middle to low pada penjualan landed house.
Baca Juga: Sektor Ritel Diprediksi Cerah Dalam Jangka Panjang, Simak Rekomendasi Sahamnya
Oleh karena itu, di tahun 2024, kinerja sektor properti akan lebih baik dengan beberapa sentimen pendorong. Pertama, berlanjutnya stimulus diskon PPN dari pemerintah.
Kedua, potensi terjadinya pelonggaran kebijakan suku bunga global dan domestik. Ketiga, terkendalinya inflasi yang berpotensi menumbuhkan daya beli dengan target pertumbuhan ekonomi dari pemerintah di atas 5%.
“Terakhir, tingkat kebutuhan hunian yang masih tinggi. Hal ini terlihat dari angka backlog di tahun 2023 sebanyak 9,9 juta unit,” paparnya.
Shin pun merekomendasikan overweight untuk sektor properti dengan rekomendasi beli untuk saham BSDE dengan target harga Rp 1.650 per saham dan CTRA Rp 1.470 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News