kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   7.000   0,34%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Kenaikan BI Rate belum bertuah di pasar saham


Sabtu, 19 Mei 2018 / 09:20 WIB
Kenaikan BI Rate belum bertuah di pasar saham
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) berakhir antiklimaks. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diharapkan menguat setelah kenaikan itu justru melemah 0,56% ke level 5.783,31.

Asing bahkan belum berhenti berjualan. Berdasarkan data RTI, net sell asing tercatat Rp 549,84 miliar di pasar reguler, Jumat (18/5). Sehingga, net sell asing terakumulasi Rp 41,03 triliun sejak awal tahun.

Kepala Riset BNI Sekuritas Norico Gaman mengatakan, aksi jual asing itu lantaran ada yang tidak sinkron antara kebijakan yang diambil dengan hasil yang diharapkan. Naiknya BI rate itu mencerminkan likuiditas di pasar uang yang mengering. Tapi, likuiditas rupiah sejatinya tidak mengering.

"Jadi, BI menaikkan suku bunga bertujuan untuk memberikan insentif kepada para investor sehingga kembali ke rupiah," jelas Norico, Jumat (18/5).

Tapi, investor terutama di saham melihatnya tidak seperti itu. Mereka punya pandangan, apakah kenaikan itu mampu memperlambat depresiasi rupiah. Ternyata tidak.

Rupiah siang hari kemarin ditutup di level Rp 14.133 per dollar Amerika Serikat (AS). "Asing tak mau investasinya tergerus karena basis investasinya rupiah," kata Norico. Sehingga, demi menghindari kerugian kurs lebih dalam, mereka ramai-ramai menarik dananya dari pasar saham. Ini yang menyebabkan net sell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×