kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kemarin, harga SUN terkerek penguatan rupiah


Kamis, 05 Januari 2017 / 10:19 WIB
Kemarin, harga SUN terkerek penguatan rupiah


Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pada perdagangan Rabu (4/12) kemarin, harga surat utang negara (SUN) tercatat menghijau. Mengacu pada Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), harga SUN yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik sekitar 0,26% setelah ditutup pada level 110,53. Pada perdagangan hari sebelumnya, harga SUN hanya tercatat di level 110,25.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan, pergerakan harga SUN kemarin masih cenderung terbatas di awal perdagangan didorong oleh kekhawatiran pelaku pasar bahwa nilai tukar rupiah akan kembali tertekan seiring dengan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap beberapa mata uang global.

Selain itu, "Harga SUN juga didorong oleh imbal hasil surat utang global yang ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan pada perdagangan di hari Selasa," ujar dia.

Meski demikian, Made mencatat, pergerakan SUN ternyata berbalik dan mengalami kenaikan hampir pada keseluruhan sesi seiring dengan aksi beli yang dilakukan oleh investor di tengah pergerakan nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika.

Namun, ia melihat bahwa para pelaku pasar masih cenderung untuk menempatkan dananya pada SUN tenor pendek dan menengah dikarenakan para investor masih terus mencermati pasar keuangan dalam jangka pendek jelang pelantikan presiden AS di bulan ini.

Secara keseluruhan, pergerakan harga SUN pada perdagangan Rabu (4/12) kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil SUN seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 11 bps di level 7,39% dan SUN seri acuan dengan tenor 10 tahun sebesar 7 bps di level 7,69%.

"Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami penurunan sebesar 10 bps di level 7,86% dan untuk tenor 20 tahun imbal hasilnya turun sebesar 6 bps di level 8,06%," papar Made.

Selain itu, Made mencatat, volume perdagangan SUN yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp 19,43 triliun dari 39 seri SUN yang diperdagangkan, dimana volume perdagangan SUN seri acuan yang dilaporkan hanya senilai Rp 1,39 triliun.

Obligasi Negara seri FR0070 mendominasi volume perdagangan SUN dengan volume perdagangan yang dilaporkan mencapai Rp 10,99 triliun dari 21 kali transaksi di harga rata-rata 103,20%. Lalu diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0056 senilai Rp 1,14 triliun dari 37 kali transaksi di harga rata-rata 103,95%.

Sementara dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp 487,8 miliar dari 35 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Medco Energi International III Tahun 2012 menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp 99,6 miliar sekaligus yang paling aktif diperdagangkan. Tercatat, obligasi ini diperdagangkan sebanyak 18 kali transaksi di harga rata-rata 99,77%.

Kemudian, diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Permata Tahap II Tahun 2012 senilai Rp 36 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata-rata 100,05%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×