Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Di luar rencana pertumbuhan anorganik, Rigel memproyeksikan pendapatan TOWR berpotensi tumbuh 8% di tahun ini. Potensi pertumbuhan tersebut datang dari TOWR yang menargetkan pembangunan 500-1.000 menara di tahun ini.
Senada, Stefanus Adrian Chandra Analis Phillip Sekuritas mengatakan prospek pertumbuhan kinerja TOWR didukung penetrasi internet Indonesia yang rendah di sekitar 64%. Alhasil, industri menara memiliki prospek cerah di masa depan, seiring ekspansi 4G.
Selain itu, industri menara di Indonesia memiliki keuntungan margin yang lebih tebal dibandingkan negara lain. "Permintaan menara dari emiten telekomunikasi akan pesat karena mereka lebih memilih untuk menyewa menara dari perusahaan menara daripada membangun BTS sendiri," kata Stefanus dalam riset.
Menerawang prospek pertumbuhan kinerja TOWR dalam jangka panjang, Rigel optimistis perkembangan penambahan sewa menara ke depan arahnya akan selalu meningkat. "Emiten telekomunikasi setiap tahun akan selalu mengembangkan jaringan mereka," kata Rigel.
Baca Juga: Harga saham Sarana Menara (TOWR) menyentuh all time high, simak rekomendasinya
Rigel mengatakan, konsolidasi emiten telekomunikasi tidak akan berdampak buruk pada prospek kinerja TOWR dalam jangka panjang. "Saat konsolidasi operator terjadi biasanya akan melambatkan pertumbuhan sewa menara, tetapi ini hanya terjadi sementara saja, ke depan arahnya jaringan akan terus dikembangkan," kata Rigel.
Dia menilai, valuasi TOWR menarik. Dia pun merekomendasikan beli saham TOWR dengan target harga Rp 1.300 per saham.
Sementara, Analis Danareksa Sekuritas Niko Margaronis merekomendasikan beli saham TOWR di target harga Rp 1.400 per saham. Kompak, Raphon Prima Analis UOB Kay Hian merekomendasikan buy di target harga 1.530 per saham.
Baca Juga: Tahun ini, Sarana Menara (TOWR) alokasikan capex senilai Rp 3,5 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News