Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia tergelincir akibat perpaduan kekhawatiran tentang permintaan global yang melampaui dampak dari pemangkasan pasokan. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun lebih dari 4% menjadi di bawah US$ 78 per barel, mencapai level terendah sejak 25 Agustus.
Head Research & Development Deu Calion Futures (DCFX) Paolo Liszman mengatakan, tren penurunan harga minyak ini dilatarbelakangi meningkatnya kekhawatiran terhadap prospek permintaan bahan bakar di tengah laporan dari China yang menyatakan penurunan ekspor yang lebih buruk dari perkiraan pada bulan Oktober.
Sementara, negara-negara produsen minyak utama termasuk Arab Saudi dan Rusia, telah memperkuat komitmen mereka untuk memotong pasokan minyak sukarela tambahan hingga akhir tahun, tetapi upaya ini tampaknya belum mampu menenangkan pasar.
Baca Juga: Harga Minyak Turun Lagi Pada Rabu (8/11) Pagi Setelah Kemarin Anjlok 4% Lebih
Liszman menekankan, isu-isu geopolitik dan ekonomi yang mempengaruhi dua kekuatan besar minyak dunia yaitu Arab Saudi dan Rusia, telah berperan pada ketidakpastian yang terus meningkat di pasar.
“Oleh karena itu, pentingnya kerja sama antara produsen minyak utama untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan, tetapi mengakui bahwa laporan terbaru menunjukkan bahwa langkah-langkah tersebut mungkin belum mampu memberikan dampak yang signifikan,” ujar Liszman dalam siaran pers, Rabu (8/11).
Meskipun ada sejumlah kekhawatiran, beberapa pakar industri berpendapat bahwa pergeseran menuju energi terbarukan dan fokus yang semakin meningkat pada pengurangan emisi karbon dapat memainkan peran penting dalam pembentukan pasar minyak di masa depan.
Pakar memperingatkan bahwa upaya untuk beradaptasi dengan perubahan ini adalah suatu keharusan bagi produsen minyak dan negara-negara pengimpor, mengingat perlunya mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya yang terbatas dan memberikan kontribusi yang lebih positif terhadap isu-isu lingkungan global.
Sementara itu, Liszman melanjutkan, para investor dan pelaku pasar diperkirakan akan terus memantau berita dan pengumuman terkait dengan perjanjian antara negara produsen utama, serta memperhatikan perkembangan permintaan dan pertumbuhan ekonomi global untuk mengukur kestabilan pasar minyak dalam waktu dekat.
Perkembangan selanjutnya dalam harga minyak dunia diharapkan tetap menjadi perhatian utama bagi ekonomi global, dan memerlukan koordinasi yang kuat antara pemangku kepentingan untuk menyeimbangkan pasar dan memitigasi ketidakpastian yang terus meningkat.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun 1% Selasa (7/11), Brent ke US$84,26 dan WTI ke US$79,95
Kesinambungan dan adaptasi terhadap perubahan dalam industri energi diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi global dan lingkungan yang sehat.
Liszman memperkirakan, pasar minyak kemungkinan akan tetap volatil dalam jangka pendek, karena pengaruh berbagai faktor global dan regional yang mempengaruhi harga minyak. Sementara pemangkasan pasokan yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia dapat memberikan beberapa kelonggaran bagi pasar.
Serta, dampak dari penurunan permintaan yang disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang melambat di beberapa wilayah, terutama di Asia, masih menjadi perhatian utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News