kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.294   -199,00   -1,24%
  • IDX 7.028   -80,17   -1,13%
  • KOMPAS100 1.049   -15,35   -1,44%
  • LQ45 823   -11,13   -1,33%
  • ISSI 214   -2,34   -1,08%
  • IDX30 420   -5,95   -1,40%
  • IDXHIDIV20 507   -6,13   -1,19%
  • IDX80 119   -1,74   -1,44%
  • IDXV30 125   -1,54   -1,21%
  • IDXQ30 140   -1,62   -1,14%

Harga Minyak Dunia Turun Mengawali Agustus, Brent ke US$84,09 dan WTI ke US$81,29


Selasa, 01 Agustus 2023 / 18:17 WIB
Harga Minyak Dunia Turun Mengawali Agustus, Brent ke US$84,09 dan WTI ke US$81,29
ILUSTRASI. Kilang minyak mentah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia turun tipis pada hari Selasa (1/8), di tengah tanda-tanda aksi ambil untung setelah reli pada bulan Juli. Ketika para investor bertaruh pada pengetatan suplai minyak global dan pertumbuhan permintaan pada paruh kedua tahun ini.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent untuk bulan Oktober berada di US$84,09 per barel pada 1003 GMT, turun 44 sen. Brent untuk pengiriman bulan depan berada di level tertinggi sejak 13 April pada hari Senin.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada di US$81,29 per barel, turun 51 sen dari penyelesaian sesi sebelumnya, merupakan level tertinggi sejak 14 April.

"Harga minyak mungkin menghadapi risiko koreksi karena pasar mungkin telah jenuh beli dalam sebulan terakhir," kata Tina Teng, seorang analis di CMC Markets mengutip Reuters.

Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Tipis Pada Selasa (1/8) Pagi

Analis PVM Tamas Varga mencatat selama berbulan-bulan, prediksi telah dibuat bahwa permintaan minyak global akan tumbuh pada paruh kedua tahun 2023. Jika dibandingkan dengan paruh pertama, seiring dengan pengurangan pasokan untuk mengurangi persediaan minyak global.

Kekhawatiran resesi membuat investor lebih berhati-hati di awal tahun, katanya.

"Kemudian Juli tiba dan suasana hati segera berubah," tambahnya, mengutip tindakan bank sentral yang membuat investor lebih percaya diri bahwa "soft landing" dapat dicapai dan resesi dapat dihindari di negara-negara besar.

Angka-angka terbaru dari Amerika Serikat (AS)- konsumen bahan bakar terbesar di dunia - menunjukkan, permintaan bahan bakar naik menjadi 20,78 juta barel per hari di bulan Mei, tertinggi sejak Agustus 2019.

Jajak pendapat Reuters juga memperkirakan stok minyak mentah dan bensin AS diperkirakan telah menurun minggu lalu.

China, yang telah bergulat dengan pemulihan pasca-COVID yang lamban, merilis pedoman kebijakan tambahan pada hari Senin (31/7) untuk meningkatkan momentum, setelah aktivitas manufaktur turun untuk bulan keempat di bulan Juli.

Baca Juga: Harga Pertamax Turbo & Shell Naik, Ini Daftar Harga BBM Terbaru Per 1 Agustus 2023

Bersamaan dengan harapan meningkatnya permintaan, pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya pada hari Jumat ini, yang dikenal sebagai OPEC +, diperkirakan akan membuat Arab Saudi melakukan pemangkasan sukarela hingga September, yang akan semakin memperketat pasokan.

Dalam sebuah konferensi pada hari Senin, Kepala BP Bernard Looney memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak akan berlanjut hingga tahun depan. OPEC+ semakin disiplin dan jumlah rig AS turun.

"(Hal ini menciptakan) situasi di mana Anda dapat menggambarkan prospek harga minyak yang kuat selama beberapa bulan dan tahun mendatang."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×