kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.521.000   11.000   0,73%
  • USD/IDR 15.656   -53,00   -0,34%
  • IDX 7.788   -1,42   -0,02%
  • KOMPAS100 1.207   0,14   0,01%
  • LQ45 955   0,37   0,04%
  • ISSI 235   -0,75   -0,32%
  • IDX30 493   0,55   0,11%
  • IDXHIDIV20 587   -1,48   -0,25%
  • IDX80 137   -0,05   -0,03%
  • IDXV30 143   -0,04   -0,03%
  • IDXQ30 163   -0,09   -0,06%

Kekhawatiran Pemilu Usai, Gelaran IPO Bakal Tancap Gas di 2025


Rabu, 23 Oktober 2024 / 21:25 WIB
Kekhawatiran Pemilu Usai, Gelaran IPO Bakal Tancap Gas di 2025
ILUSTRASI. Sampai dengan 18 Oktober 2024, BEI hanya kedatangan 36 perusahaan tercatat baru sepanjang tahun ini.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai masa pemilihan umum (pemilu) rampung hajatan penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) berpotensi kembali semarak. Memang para pengusaha nampak menahan diri untuk menggelar aksi korporasi di tahun ini. 

Sebenarnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan akan ada 62 pencatatan saham baru. Namun sampai dengan 18 Oktober 2024, BEI baru kedatangan 36 perusahaan tercatat baru sepanjang tahun ini. 

Padahal di 2023, BEI berhasil mencetak rekor IPO sebesar 79 perusahaan anyar dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 54,1 triliun. Per 18 Oktober 2024, dana yang terhimpun lewat IPO hanya Rp 5,42 triliun.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menegaskan sepinya IPO tahun ini bukan karena proses pengetatan. Namun memang tidak semua perusahaan yang mengajukan diri akan langsung bisa IPO. 

"Sekitar 70% dari total pendaftar yang akhirnya bisa tercatat di BEI, ada sisanya 30% diharapkan bisa memperbaiki dokumen atau kami melihat dari sisi kinerja perusahaan yang bersangkutan," jelasnya dalam konferensi pers, Rabu (23/10). 

Baca Juga: Transaksi Harian Dikerek, BEI Targetkan Pendapatan Rp 1,78 Triliun pada 2025

Namun dalam pipeline BEI masih ada 25 perusahaan yang berencana untuk menggelar IPO. Di mana, 13 perusahaan merupakan calon emiten dengan aset besar di atas Rp 250 miliar. 

Untuk tahun depan, BEI akan ada 66 perusahaan baru yang menggelar penawaran umum perdana saham di 2025. Target ini dipasang sehubungan dengan kembalinya stabilitas dalam negeri yang kembali kokoh. 

Iman berharap dengan stabilitas ekonomi dan politik dalam negeri yang semakin terbentuk akan mendorong minat perusahaan untuk IPO di 2025. Dari sebelumnya, para perusahaan menahan diri selama periode pemilu. 

Untuk bisa mendorong gelaran IPO, Iman bilang BEI terus berbagai sosialisasi dan menjalin kerja sama dengan berbagai kementerian seperti, Kementerian BUMN, Kementerian Koperasi & UKM dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 

Baca Juga: Kerek Target, BEI Incar 66 Perusahaan yang IPO pada 2025

I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia menambahkan BEI juga sedang melakukan riset bersama pihak independen untuk menyasar pemilik perusahaan yang belum IPO. 

Dalam riset tersebut, BEI dan pihak yang terlibat akan menggali penyebab mengapa tak kunjung IPO hingga insentif maupun regulasi yang diinginkan para pemilik perusahaan untuk bisa melantai di bursa. 

"Sehingga pada akhir riset kami bisa membantu setelah mendapat masukan, yang nantinya akan diteruskan kepada regulator dan institusi terkait agak terjadi kebijakan yang holistik," ucap Nyoman. 

Baca Juga: Dua Perusahaan Siap IPO di Akhir Oktober

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menilai lesunya aktivitas IPO di tahun ini salah satunya disebabkan oleh sikap wait and see karena ada pemilu.

Dia bilang biasanya ada perubahan regulasi yang membuat banyak calon emiten menahan diri untuk menantikan sebuah kepastian. Alasan lainnya, mungkin karena calon emiten masih berusaha untuk mempersiapkan diri. 

"Persiapan mulai dari kinerja keuangannya hingga fundamental perusahaannya agar dapat menarik investor sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama," kata Nico saat dihubungi Kontan, Rabu (23/10). 

Nico berharap tahun depan akan semakin baik dalam arti perusahaan yang melantai semakin banyak namun juga diikuti dengan kualitas dari perusahaannya. Ini meningkatkan kepercayaan pelaku pasar untuk berinvestasi pada saham IPO. 

Baca Juga: 25 Calon Emiten Antri IPO di Pipeline BEI, Mayoritas Perusahaan Skala Besar

Apalagi tahun depan, era tingkat suku bunga juga mulai turun, dimana pemulihan ekonomi, Nico menyebut hal tersebut diharapkan akan menjadi jauh lebih baik diikuti dengan kondusifnya iklim investasi.

Sebagai salah satu perusahaan underwriter, Plt. Direktur Utama BNI Sekuritas Vera Ongyono menyampaikan pihaknya secara aktif berdiskusi dengan calon emiten dari berbagai sektor dan membantu memberikan advis untuk mematangkan rencana IPO. 

"Sehingga mendapatkan valuasi optimal yang menarik bagi investor-investor pasar modal. Harapannya saran kami dapat membantu perusahaan dapat menentukan timing, investment story, fundamental dan potensi pertumbuhan perusahaan," kata Vera.

Selanjutnya: Daerah Berikut Hujan Ringan, Cek Cuaca Besok (24/10) di Jawa Tengah

Menarik Dibaca: Daerah Berikut Hujan Ringan, Cek Cuaca Besok (24/10) di Jawa Tengah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×