kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Kebijakan Suku Bunga AS Menyeret Bursa Asia ke Zona Merah, Kamis (21/9)


Kamis, 21 September 2023 / 20:58 WIB
Kebijakan Suku Bunga AS Menyeret Bursa Asia ke Zona Merah, Kamis (21/9)
ILUSTRASI. Indeks saham di Asia sore ini, Kamis (21/9), ditutup turun.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia sore ini, Kamis (21/9), ditutup turun. Tim riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, penurunan ini terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), yakni Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR). Namun, The Fed memberi sinyal akan menaikkan FFR sekali lagi tahun ini.

Proyeksi terkini memperlihatkan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga FFR menjadi 5,6% di akhir 2023, lebih tinggi dari kisaran saat ini yang berada di antara 5,25% dan 5,50%.

Federal Reserve juga diproyeksikan melakukan pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali di 2024, dua kali lebih sedikit dari proyeksi bulan Juni lalu. Dengan demikian, FFR akan berada di sekitar 5,1% di akhir tahun depan, naik dari proyeksi sebelumnya 4,6% yang diumumkan bulan Juni lalu.

Meskipun inflasi melambat di sisa tahun 2023 ini dan di tahun-tahun mendatang, Federal Reserve hanya mengantisipasi penurunan tipis pada suku bunga FFR.

Baca Juga: The Fed Tahan Suku Bunga, Investor Disarankan Berhati-hati hingga Akhir Tahun

Revisi ke atas pada nilai tengah (median) proyeksi suku bunga dalam beberapa tahun ke depan telah mengangkat nilai tukar mata uang dolar AS serta mengerek imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS ke level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Fokus perhatian investor sekarang tertuju pada bank sentral Inggris atau Bank of England (BOE) yang malam ini akan menentukan apakah menghentikan rangkaian kenaikan suku bunga yang sudah berlangsung 14 bulan beruntun.  Investor dan sejumlah pakar ekonomi meragukan perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Investor sebenarnya telah menimbang satu lagi kenaikan sebesar 25  basis points (bps) pada suku bunga di tahun ini yang saat ini berada di 5,25%.

Namun, penurunan inflasi ke tingkat terendah dalam 18 bulan terakhir pada hari Rabu lalu telah membangkitkan pertanyaan mengenai apakah BOE akan menaikkan suku bunga malam ini.

Baca Juga: IHSG Melemah di Perdagangan Kamis (21/9), Simak Rekomendasi Saham Esok

Investor saat ini melihat 50% peluang suku bunga akan dipertahankan, yang jika benar terjadi merupakan jeda pertama dalam siklus pengetatan kebijakan moneter yang dimulai di akhir tahun 2021. Penahanan kenaikan suku bunga oleh BOE akan mengikuti jejak langkah Federal Reserve yang semalam mempertahankan FFR.

Skenario lain yang mungkin terjadi adalah kenaikan dovish seperti yang dilakukan oleh bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB), yaitu dengan cara menaikkan suku bunga acuan dan pada saat yang sama memberi petunjuk bahwa kenaikan suku bunga sudah mencapai puncaknya.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI days reverse repo rate (7DRRR) di level 5,75% selama delapan bulan beruntun, sesuai dengan ekspektasi pasar.  BI berpandangan bahwa keputusan untuk mempertahankan suku bunga BI7DRRR ini sudah cukup untuk menjaga inflasi berada dalam kisaran target di tahun ini dan di tahun depan.

BI juga tetap fokus mengelola stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan akibat ketidakpastian pasar finansial global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×