kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kebijakan Moneter The European Central Bank (ECB) yang longgar, lemahkan EUR/USD


Minggu, 15 Maret 2020 / 18:34 WIB
Kebijakan Moneter The European Central Bank (ECB) yang longgar, lemahkan EUR/USD
ILUSTRASI. FILE PHOTO: U.S. Dollar and Euro notes are seen in this June 22, 2017 illustration photo. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo


Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah The European Central Bank (ECB) yang tidak melakukan pemangkasan suku bunga membuat pelaku pasar kecewa. Di sisi lain, upaya ECB dalam menstabilkan ekonomi dengan tetap menggelontorkan stimulus tak berhasil mencegah investor untuk beralih ke mata uang dolar Amerika Serikat. Imbasnya, mata uang euro pun melemah.

Keputusan ECB dalam mempertahankan suku bunga sendiri tak terlepas dari habisnya senjata ECB dalam membantu ekonomi zona euro akibat penyebaran virus corona di Eropa.

Kendati demikian, ECB tetap memberi stimulus berupa suku bunga pinjaman sebesar -0,75% dan deposit -0,5%. Serta, meningkatkan pembelian obligasi tahun 2020 sebesar 120 triliun euro.

Baca Juga: IHSG diproyeksikan menguat pada perdagangan Senin (16/3), ini penyebabnya

Imbasnya, berdasar Bloomberg Jumat (13/3), nilai euro mengalami penurunan sebesar 0,70% dibanding hari sebelumnya. Nilai euro berada di level 1,1107.

Analis Global Kapital Investama Berjangka Alwy Assegaf menilai sentimen utama melemahnya pasangan pair EUR/USD adalah ketidakpuasan pelaku pasar terhadap langkah ECB. Sebelumnya, pelaku pasar memprediksi ECB akan menurunkan suku bunga setidaknya 10 basis poin. Ditambah, pernyataan Presiden Trump yang melarang wisatawan Eropa kian menurunkan nilai Euro.

Sebaliknya, The Federal Reserve justru kembali memberikan stimulus untuk pasar keuangan dengan memperkenalkan new repo operation sebesar US$ 1,5 triliun.

“Kebijakan moneter ECB yang longgar serta risiko perlambatan ekonomi zona Eropa mewarnai pelemahan euro,” kata Alwy.

Selain itu, dengan merebaknya virus korona di kawasan Eropa membuat sejumlah negara melakukan pencegahan. Pemerintah Italia telah melakukan isolasi terhadap seluruh wilayahnya alias lockdown. Kemudian disusul oleh pemerintah Prancis yang meliburkan sekolah-sekolah. Kabar terbaru, pemerintah Spanyol juga akan berencana lakukan lockdown menyusul Italia.

Baca Juga: Jelang rapat The Fed, analis prediksi IHSG bakal rebound di pekan depan

Dengan adanya lockdown yang telah dilakukan Italia dan rencana Spanyol, tentu akan mengganggu aktivitas ekonomi di Eropa. Sehingga, akan menjadi sentimen negatif terhadap euro.

Alwy memprediksi di awal pekan depan, EUR/USD akan mengalami tekanan. Tren itu akan bergantung hasil rapat The Fed yang berpotensi akan kembali memangkas suku bunga. Apabila The Fed mengumumkan untuk memangkas suku bunga, maka akan menjadi pendorong EUR/USD.

“Kalau dari jangka menengah, trennya masih bullish,” kata Alwy.

Baca Juga: Sebanyak 17 pelajar asal Indonesia dari Italia kembali ke tanah air, Sabtu (14/3)

Dari segi teknikal, Alwy melihat harga EUR/USD masih bergerak di atas Moving Average (MA) 55. Sedang, indikator stochastic menunjukkan death cross di area overweight. Sehingga ada potensi penurunan.

Indikator MACD masih berada di area positif meski histogram mulai menunjukkan penurunan. Indikator RSI berada di area 55, artinya buyer masih kuat. Sehingga ada potensi koreksi yang justru membuat peluang untuk beli. Dengan kondisi tersebut, Alwy merekomendasikan untuk buy on weakness dengan di level 1,1055 – 1,1332.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×