Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Adapun, dalam penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) ini, AADI melepas sebanyak 778.689.200 (778,68 juta) saham yang mewakili 10% dari modal ditempatkan dan disetor. Dengan harga penawaran sebesar Rp 5.550 per saham, AADI mengantongi dana segar Rp 4,32 triliun.
Dari dana tersebut, sebanyak 37,23% akan digunakan untuk keperluan pemberian pinjaman oleh AADI kepada anak perusahaannya, PT Maritim Barito Perkasa (MBP). Lalu, MBP akan memakai dana itu untuk kegiatan investasi dan kegiatan korporasi lainnya, yang dapat mendukung peningkatan aktivitas operasional.
Baca Juga: Bagi Dividen Rp 1.358 & PUPS AADI, Alamtri (ADRO) Bangkit Usai Dua Kali ARB
Kemudian, sebanyak 14,89% akan digunakan oleh AADI untuk pembayaran kembali atas sebagian pinjaman kepada PT Adaro Indonesia. Sisanya akan digunakan AADI untuk pembayaran kembali kepada PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) atas sebagian pokok pinjaman.
"Jadi sebagian akan dipakai untuk usaha di salah satu unit, MBP. Untuk investasi, capex, pembelian alat berat, floating crane dan sebagainya. Sebagian untuk pelunasan utang," terang Julius.
Seperti diketahui, IPO AADI merupakan bagian dari pelepasan unit bisnis batubara termal oleh ADRO. Setelah IPO AADI ini, ADRO akan menggelar Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS) sebagai lanjutan dari proses divestasi.
Meski nanti sudah lepas dari ADRO, tapi Julius memastikan AADI masih memiliki sinergi. Terutama dari sisi penggunaan energi yang lebih bersih, yang akan menjadi fokus bisnis ADRO. "Kalau bicara sinergi, Alamtri (ADRO) kan masuk ke bisnis-bisnis hijau. Adaro (AADI) akan memakai energi hijau ke depannya," sambung Julius.
Baca Juga: Saham IPO AADI Dinilai Undervalued, Bahkan Lebih Murah dari Sektoral, ADRO dan ADMR
Julius yakin, pemisahan ADRO dan AADI akan menguntungkan keduanya. Dengan memisahkan AADI yang fokus pada bisnis batubara thermal, ADRO akan memiliki alternatif pendanaan yang tidak terbatas untuk mengembangkan bisnisnya.
"Tujuan pemisahan kan supaya dua-duanya (ADRO dan AADI) bisa berkembang. Dengan pendanaan yang tidak terbatas, tentu growth (ADRO) akan lebih besar. Kalau AADI growth-nya sesuai dengan produktivitas dan efisiensi," tandas Julius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News