kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.129   71,00   0,44%
  • IDX 7.073   89,18   1,28%
  • KOMPAS100 1.057   16,45   1,58%
  • LQ45 831   13,55   1,66%
  • ISSI 215   2,30   1,08%
  • IDX30 423   7,01   1,68%
  • IDXHIDIV20 510   7,78   1,55%
  • IDX80 120   1,85   1,56%
  • IDXV30 125   0,65   0,52%
  • IDXQ30 141   2,02   1,46%

Kata Analis Phintraco Sekuritas Soal Perbankan Gencar Lakukan Aksi Korporasi


Selasa, 07 Februari 2023 / 19:34 WIB
Kata Analis Phintraco Sekuritas Soal Perbankan Gencar Lakukan Aksi Korporasi
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di kantor cabang Bank Mandiri Jakarta,


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan kian gencar melakukan agenda aksi korporasi sejak awal tahun. Ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang akan melakukan stock split dengan rasio 1:2 dan akan menerbitkan green bond senilai Rp 5 triliun.

Kemudian ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang kompak akan melakukan pembelian saham kembali alias buy back, masing-masing Rp 905 miliar dan Rp 1,5 triliun.

Ada juga juga aksi rights issue bank yang lebih kecil seperti Bank KB Bukopin (BBKP) akan lepas 120 miliar lembar saham baru, Bank QNB Indonesia (BKSW) lepas 14,72 miliar lembar saham baru.

Lalu, Bank of India Indonesia (BSWD) akan terbitkan 2,38 miliar saham baru, dan Bank JTrust (BCIC) akan menerbitkan 10 miliar saham baru.

Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) Akan Stock Split Saham, Berikut Rekomendasi Analis

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menilai pengaruh dari aksi korporasi terhadap kinerja masing-masing bank akan berbeda. Tergantung pada jenis dan tujuan aksi korporasi serta kondisi keuangan terkini dari masing-masing bank.

"Akan tetapi, secara umum, rencana stock split umumnya memicu kenaikan likuiditas yang berarti ada potensi peningkatan demand, sehingga secara teori, harga berpotensi naik," ujar Valdy kepada Kontan.co.id pada Selasa (7/2).

Lanjut ia, aksi buyback berpotensi membangun sentimen positif pada pelaku pasar. Lantaran salah satu pertimbangan emiten melakukan buyback karena menilai harga pasar saat ini terlalu murah atau tidak mencerminkan nilai perusahaan.

Valdy melihat aksi buyback tidak akan berpengaruh terhadap kas bank. Sebab, sebelum mengalokasikan dana untuk buyback, emiten sudah mempertimbangkan kondisi likuiditas perusahaan terlebih dahulu,

Sementara rights issue berpotensi meningkatkan permodalan bank yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan bank untuk mendorong ekspansi kredit.

"Dengan proyeksi OJK bahwa pertumbuhan kredit Sektor Perbankan Indonesia dapat mencapai 10%-12% di 2023, maka aksi korporasi ini berpotensi memperbesar peluang emiten bank untuk meng-grab pasar di tahun ini," jelasnya.

Baca Juga: Akan Stocksplit, Analis Bahana Sekuritas Rekomendasikan Beli Saham BMRI

Valdy menyebut harga wajar BBRI ada di level Rp 5.800. Adapun pada penutupan pasar Selasa (7/2), saham BBRI menguat 0,21% menjadi Rp 4.750.

"Untuk BBNI dan BMRI kita belum lakukan valuasi. Begitupun untuk bank-bank lain yang disebutkan," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×