Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan menggelar aksi korporasi berupa pemecahan nilai saham atau stock split. Adapun pemecahan nilai saham dengan rasio 1:2, artinya satu saham yang saat ini dipegang oleh investor akan dipecah menjadi dua saham.
Stock split ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini bisa dicapai dengan meningkatkan jumlah unit saham beredar. Adapun jumlah saham setelah stock split menjadi 93,33 miliar dari sebelum stock split sebanyak 46,66 miliar saham.
Lalu, bagaimana prospek saham BMRI menjelang stock split?
Kepala Riset Aldiracita Sekuritas Agus Pramono menilai, aksi stock split sebenarnya tidak mengubah valuasi saham. Menurut Agus, valuasi saham emiten perbankan pelat merah ini memang sudah premium. Akan tetapi, valuasi ini akan diimbangi dengan return on equity (ROE) yang diharapkan membaik ke depan.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Bank Mandiri (BMRI) yang Bakal Gelar Stock Split
Adapun target harga yang dipasang Agus untuk saham BMRI yakni Rp 11.900, atau 2,2 kali price to book value (PBV) FY2023.
Dari sisi kinerja, Agus memproyeksi profitabilitas BMRI akan meningkat tahun ini.
“Proyeksi saya masih (tumbuh), didukung kenaikan loan yield dan loan to deposit ratio (LDR),” kata Agus kepada Kontan.co.id, Senin (6/2).
Analis Bahana Sekuritas Yusuf Ade Winoto dalam riset tertanggal 2 Februari 2023 menyematkan rekomendasi beli saham BMRI dengan target harga Rp 10.900. Rekomendasi ini naik dari rekomendasi sebelumnya, yakni hold.
Seiring dengan hasil kinerja BMRI tahun 2022 yang solid, Yusuf memoles proyeksi kinerja BMRI dan merevisi naik estimasi laba bersih BMRI untuk tahun ini sebesar 13% menjadi Rp 51,24 triliun dari sebelumnya Rp 45,29 triliun. Kenaikan proyeksi ini karena adanya penyesuaian bunga dan biaya operasional yang lebih rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News