Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) punya prospek positif ke depannya yang didukung oleh pengoperasian pabrik pengolahan emas kedua di Palu, Sulawesi Tengah.
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan, dengan beroperasinya pabrik emas baru tersebut, pertumbuhan positif pada kinerja keuangan BRMS akan berlanjut hingga tahun depan.
Apalagi, pabrik baru ini memiliki kapasitas produksi yang masih sangat mumpuni. Kapasitas maksimalnya mencapai 4.000 ton bijih per hari, sedangkan sepanjang tahun ini rata-rata yang diproses baru sebanyak 1.500 ton bijih per hari.
Baca Juga: Bumi Resources Minerals (BRMS) Diuntungkan Kenaikan Emas, Cek Rekomendasi Sahamnya
Pandhu mencatat, pendapatan kumulatif BRMS sepanjang sembilan bulan pertama 2023 melesat hingga 294% year on year (YoY) menjadi US$ 32,75 juta.
Sebagian besar pendapatan berasal dari penjualan emas dan silver, sementara sisanya dari layanan penasihat pertambangan. Sejalan dengan itu, laba bersih kumulatif pada periode yang sama meningkat 65% yoy menjadi US$ 10,66 juta.
"Potensi pertumbuhan yang lebih kuat pada tahun depan juga tampak dari pembangunan pabrik emas ketiga yang rencananya selesai pada tahun 2024," kata Pandhu saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (16/11).
Dari segi operasional, volume produksi emas BRMS sudah mencapai 511 kg selama Januari-September 2023. Jumlah tersebut naik hampir 3 kali lipat dari pencapaian setahun penuh 2022 yang berada di kisaran 174 kg.
Baca Juga: Kenaikan Harga Jual Emas Memoles Kinerja Bumi Resources Minerals (BRMS)
BRMS sendiri menargetkan volume produksi tahun 2023 dapat meningkat 3 kali lipat. "Jika level produksi saat ini dapat dipertahankan, maka volume produksi tahun ini mungkin dapat mencapai angka 680 kg atau meningkat sekitar 3,9 kali lipat," ucap Pandhu.
Berdasarkan peningkatan tersebut, pendapatan BRMS pada tahun 2023 diperkirakan dapat mencapai kisaran Rp 700 miliar dengan laba bersih lebih dari Rp 200 miliar.
Dengan asumsi kurs Rp 15.500 per dolar AS, jumlah pendapatan BRMS selama Januari-September 2023 sekitar Rp 507 miliar dengan laba bersih Rp 165 miliar.
Selain karena adanya peningkatan kapasitas produksi, kinerja BRMS juga didukung oleh harga emas yang hingga saat ini masih berada pada kisaran US$1.966 per ons troi. Level tersebut relatif tinggi sehingga menawarkan margin keuntungan yang lebar bagi BRMS.
Di sisi lain, faktor penghambat yang berpotensi menekan kinerja adalah operasional pabrik baru yang belum efisien karena belum berada pada kapasitas yang optimal.
Selain itu, fluktuasi harga emas yang mana ketika ekonomi atau pasar mulai stabil, harga emas justru akan cenderung melemah.
Baca Juga: Bumi Resources Minerals (BRMS) Optimalkan Temuan Cadangan Emas Baru di Poboya
Berdasarkan riset tanggal 1 November 2023, Analis Samuel Sekuritas Juan Harahap dan Research Associate Samuel Sekuritas Haikal Putra Samsul juga memperkirakan bahwa BRMS akan membukukan kinerja yang lebih baik pada kuartal IV tahun ini. Potensi tersebut didukung oleh dua faktor.
Pertama, pabrik pengolahan emas kedua BRMS akan mulai beroperasi dengan kapasitas penuh di kuartal IV-2023. Kedua, emas memiliki prospek yang relatif baik karena sentimen dari global.
"Dengan ketidakpastian global setelah konflik Israel-Hamas, investor mungkin akan beralih ke aset-aset safe-haven, termasuk emas," ucap keduanya dalam riset tersebut.
Di sisi lain, operational expenditure (opex) BRMS saat ini lebih tinggi dari perkiraan Samuel Sekuritas. Oleh karena itu, asumsi opex BRMS dinaikkan agar lebih mencerminkan kondisi perusahaan saat ini.
Sejalan dengan meningkatnya opex, Samuel Sekuritas memutuskan untuk menurunkan proyeksi laba bersih tahun 2023 dan 2024 masing-masing sebesar 29,3% dan 37%.
Proyeksi laba bersih 2023 diturunkan dari US$ 21 juta menjadi US$ 15 juta, sementara proyeksi laba bersih 2023 turun dari US$ 31 juta menjadi US$ 20 juta.
Sebagai gambaran, perolehan laba bersih BRMS pada 2022 adalah sebesar US$ 14 juta.
Kabar terbaru, anak usaha BRMS, yakni PT Citra Palu Minerals (CPM) baru menemukan tambahan sumber daya dan cadangan mineral di Blok 1 (Poboya) di Palu, Sulawesi Tengah.
Baca Juga: Bumi Resources Minerals (BRMS) Kantongi Pendapatan US$ 32,74 juta di Kaurtal III-2023
Penemuan tersebut meningkatkan jumlah sumber daya mineral yang ada di CPM sebesar 50% dari sebelumnya 28,4 juta ton bijih menjadi 42,7 juta ton bijih dengan rata-rata kadar emas 2.6 g/t.
Jumlah cadangan mineral yang dikelola oleh CPM juga meningkat sebesar 38% dari sebelumnya 22,8 juta ton bijih menjadi 31,5 juta ton bijih, dengan rata-rata kadar emas sebesar 2,4 g/t.
Dalam riset bulan November 2023, Analis Minna Padi Sekuritas Indonesia Andre Setiawan menilai, tambahan sumber daya dan cadangan mineral tersebut akan meningkatkan umur produksi dari tambang emas di Poboya, Palu.
Kenaikan utilisasi pabrik emas kedua ke level maksimum juga akan meningkatkan valuasi saham BRMS.
Lebih lanjut, Andre memperkirakan ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah akan terus memberikan dukungan terhadap harga emas untuk saat ini.
"Hal tersebut akan tentunya akan menguntungkan BRMS karena ASP juga akan semakin tinggi," ucap Andre.
Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) Masuk FTSE Global Equity Sekaligus FTSE Global Equity Shariah
Andrea merekomendasikan buy BRMS dengan target harga Rp 225 per saham. Juan dan Haikal juga merekomendasikan buy BRMS dengan harga Rp 230 per saham.
Tak jauh berbeda, Pandhu merekomendasikan buy on weakness BRMS dengan target harga Rp 210 per saham.
Menurut Pandhu, yang menjadi keunggulan dari BRMS adalah struktur permodalan yang sehat. Meskipun cukup rajin melakukan ekspansi, BRMS tidak mengandalkan utang sebagai sumber pendanaannya.
Selain itu, ekosistem yang kuat dan berpengalaman dari Grup Salim dan Bakrie menawarkan potensi sumber daya mumpuni. Pada perdagangan Kamis (16/11), harga BRMS merosot 1,11% ke level Rp 178 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News