Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengatur sejumlah strategi untuk mendorong pendapatannya. Usai memperkuat basis produksi dengan membangun pabrik di kawasan Cikarang, kini KLBF memperluas kanal penjualan lewat platform digital.
Melalui anak usahanya PT Karsa Lintas Buwana, KLBF menggarap kanal-kanal baru. Di antaranya, membuat Kal-Care di beberapa mal, Kalbe-Store sebagai kanal penjualan online, serta Klik-Apotek dan Klik-Dokter sebagai alat untuk menjaring data konsumen terkait konsumsi produk-produk kesehatan.
Kanal online ini berkontribusi positif terhadap kinerja perusahaan. Ongkie Tedjasurja, Direktur Pemasaran KLBF, mengatakan, ada sekitar 3.000 produk yang dijual melalui kanal ini. Selain itu, kanal ini telah membukukan 40.000 transaksi setiap bulannya. "Omzet sekitar Rp 20 miliar, dengan rata-rata Rp 400.000 per transaksi," ujar dia kepada KONTAN, Rabu (4/4).
Demi memperlancar ekspansi, KLBF pun memisahkan bisnis (spin off) Karsa Lintas Buwana. Dengan begitu, anak usaha ini bisa bergerak lebih leluasa untuk mencari alternatif pendanaan dari luar.
Sepanjang tahun lalu, KLBF mencatatkan kinerja positif. Pendapatan perusahaan mendaki 4,2% year on year (yoy) menjadi Rp 20,2 triliun dari sebelumnya, Rp 19,37 triliun. Laba bersih perusahaan juga ikut tumbuh 4,5% dari Rp 2,3 triliun pada 2016 menjadi Rp 2,4 triliun pada 2017. Meski demikian, angka ini meleset dari target pertumbuhan awal, yakni 8% sampai 10% dari penjualan tahun 2016.
Analis Mirae Aset Management Mimi Halimin mengatakan, pelemahan daya beli masyarakat turut mempengaruhi pencapaian target KLBF. Makanya, perusahaan ini sempat memangkas alokasi anggaran promosi dari 9,1% menjadi 8,8% pada 2017.
Mimi mengatakan, tahun ini kinerja KLBF diprediksi masih akan melandai. Margin laba kotor KLBF tahun ini diperkirakan hanya 47,7%, turun dari margin tahun lalu yang sebesar 48,6%.
"Penurunan ini dipengaruhi oleh penutupan pabrik farmasi di China," ujar Mimi dalam risetnya, kemarin. Selain itu, kondisi keuangan KLBF juga diprediksi masih akan tergerus oleh kenaikan harga bahan baku produk.
Mimi masih mempertahankan rekomendasi trading buy saham KLBF. Namun, target harganya turun dari Rp 1.870 menjadi Rp 1.730 per saham. Harga ini mencerminkan price to earning ratio (PER) sebesar 33 kali. Kemarin, harga KLBF ditutup naik 0,65% menjadi Rp 1.560 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News