Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak mentah lanjutkan pelemahan pada perdagangan hari ini. Katalis negatif datang dari kekhawatiran permintaan yang membayangi tentang kemungkinan kenaikan kasus Covid-19 setelah libur akhir pekan panjang di Amerika Serikat, yang juga menandai akhir dari puncak musim mengemudi di Negeri Paman Sam.
Mengutip Reuters, Selasa (8/9) pukul 10.30 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Oktober 2020 turun 78 sen, atau 2% menjadi US$ 38,99 per barel, mengejar ketinggalan dengan penurunan harga Brent di sesi sebelumnya.
Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis Brent turut melemah tipis 9 sen, atau 0,1% menjadi US$ 41,92 per barel, setelah jatuh 1,5% pada sesi sebelumnya.
Tekanan bagi harga minyak kian besar setelah kasus virus corona kembali meningkat di 22 dari 50 negara bagian AS, sebuah analisis Reuters menunjukkan. Bahkan, angka diperkirakan bertambah setelah liburan akhir pekan yang biasanya diisi dengan pertemuan untuk menandai akhir musim panas.
Baca Juga: Optimisme permintaan memudar, harga minyak anjlok setelah pemotongan harga Saudi
Pada saat yang sama kasus-kasus baru virus corona juga meningkat di India dan Inggris. Bahkan kini India sudah menggeser Brasil sebagai negara dengan kasus terbanyak kedua di dunia.
Sementara itu, harga Brent turun pada hari Senin setelah Saudi Aramco, pengekspor minyak utama dunia, memangkas harga jual resmi bulan Oktober untuk minyak mentah ringan Arabnya. Ini dipandang sebagai tanda pertumbuhan permintaan mungkin tersendat karena kasus Covid-19 berkobar di seluruh dunia.
"Kombinasi keluar dari puncak musim mengemudi musim panas di AS, yang merupakan faktor musiman, telah memfokuskan kembali perhatian pasar pada apakah pemulihan permintaan cukup kuat - dan jelas ada beberapa keraguan, seperti yang ditunjukkan oleh pergerakan harga Aramco," kata Lachlan Shaw, Head of Commodity Research National Australia Bank.
Yang juga membebani pasar adalah musim pemeliharaan yang akan datang untuk kilang AS, yang dapat memangkas permintaan minyak mentah sebesar 1,5 juta hingga 2 juta barel per hari, katanya.
WTI dan Brent telah keluar dari kisaran mereka di sepanjang Agustus, dengan WTI sekarang di bawah US$ 40 per barel setelah diperdagangkan sekitar US$ 42 untuk sebagian besar pada bulan itu. Brent turun dari sekitar US$ 45. Pasar telah terbantu oleh melemahnya dolar AS, yang sejak itu sedikit rebound.
"Ini mengikuti tanda-tanda mengkhawatirkan kebangkitan kembali kasus COVID-19 di bagian lain dunia. Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa pemulihan permintaan baru-baru ini dapat dihentikan karena masyarakat umum tetap berhati-hati tentang perjalanan yang diperpanjang," kata ANZ Research.
Selanjutnya: Tersulut hubungan AS dan China, harga minyak WTI kembali anjlok 1,6% pagi ini (8/9)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News