kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Optimisme permintaan memudar, harga minyak anjlok setelah pemotongan harga Saudi


Selasa, 08 September 2020 / 05:36 WIB
Optimisme permintaan memudar, harga minyak anjlok setelah pemotongan harga Saudi
ILUSTRASI. FILE PHOTO: The sun sets behind a crude oil pump jack on a drill pad in the Permian Basin in Loving County, Texas, U.S. November 24, 2019. Picture taken November 24, 2019. REUTERS/Angus Mordant/File Photo


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah turun lebih dari 1% pada perdagangan Senin (8/9), setelah sebelumnya mencapai level terendah sejak Juli.

Arab Saudi memotong harga bulanan terdalam untuk pasokan ke Asia dalam lima bulan, sementara optimisme tentang pemulihan permintaan mendingin di tengah pandemi virus corona.

Melansir CNBC, minyak mentah Brent berada di US$ 42,21 per barel, turun 45 sen atau 1,1% pada 0439 GMT, setelah sebelumnya meluncur ke US$ 41,51, terendah sejak 30 Juli.

Baca Juga: Harga minyak sudah tergelincir 8,28% sejak awal bulan

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tergelincir 51 sen atau 1,3% menjadi US$ 39,26 per barel setelah sebelumnya turun menjadi US$ 38,55, terendah sejak 10 Juli.

Dunia tetap dibanjiri pasokan minyak mentah dan bahan bakar meskipun ada pemotongan pasokan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya atau OPEC + dan upaya pemerintah untuk merangsang ekonomi global dan permintaan minyak.

Akibatnya, pabrik penyulingan telah mengurangi produksi bahan bakar mereka, menyebabkan produsen minyak seperti Arab Saudi menurunkan harga untuk mengimbangi penurunan permintaan minyak mentah.

"Sentimen telah menjadi suram dan mungkin ada beberapa tekanan jual ke depan," kata Howie Lee, seorang ekonom di bank OCBC Singapura.

Liburan Hari Buruh pada hari Senin menandai akhir tradisional dari puncak permintaan musim panas di Amerika Serikat dan memperbaharui fokus investor pada permintaan bahan bakar yang lesu saat ini di konsumen minyak terbesar dunia itu.




TERBARU

[X]
×