kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jaya Trishindo membidik pertumbuhan pendapatan 20% tahun ini


Rabu, 28 Maret 2018 / 07:45 WIB
Jaya Trishindo membidik pertumbuhan pendapatan 20% tahun ini


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ketiga di tahun ini. Dari initial public offering (IPO), perusahaan yang bergerak di bisnis penyewaan helikopter itu mengantongi dana segar Rp 27,5 miliar.

Usai mendapat dana ekspansi dari IPO, HELI menargetkan pendapatan tahun ini bisa mendaki 20% menjadi Rp 170 miliar hingga Rp 180 miliar. Lalu, laba bersihnya ditargetkan naik 15% dibandingkan  dengan tahun lalu.

Edwin Widjaja, Direktur Utama HELI mengatakan, demi mencapai target tersebut, HELI akan mencari pasar baru untuk menambah utilisasi helikopter perusahaan. Saat ini, utilisasi helikopter HELI sudah mencapai 70%.

Saat ini HELI memiliki lima unit helikopter untuk disewakan. Wilayah operasinya berada di daerah Pekanbaru, Palembang, Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Papua.

Nah, tahun ini, HELI akan menambah dua unit helikopter baru. "Kebutuhan nilai investasinya sekitar US$ 2 juta hingga US$ 4 juta untuk setiap helikopter," kata Edwin, Selasa (27/3). 

HELI mengalokasikan anggaran belanja armada baru dari hasil IPO sekitar Rp 15 miliar. Perusahaan ini juga menganggarkan sekitar Rp 10 miliar untuk modal kerja dari perhelatan IPO.

Edwin mengatakan, perusahaan juga berencana meluncurkan platform online untuk penyewaan helikopter. Selain itu, HELI akan memperluas jangkauan penyewaan ke wilayah Jakarta. Pasalnya, Jakarta memiliki populasi dan kegiatan bisnis yang tinggi.

Saat ini HELI membanderol tarif sewa helikopter berkisar antara US$ 3.600 hingga US$ 15.000 per jam. Beberapa klien yang bekerjasama dengan HELI banyak berasal dari perusahaan-perusahaan di bidang perkebunan, pertambangan, dan konstruksi.

Saat ini, penguasaan pasar HELI di bidang penyewaan helikopter sebesar 20%. Menurut Edwin, prospek penyewaan helikopter masih cukup bagus. Apalagi, ia menilai, kondisi ekonomi akan lebih baik ketimbang tahun lalu. Sektor perkebunan dan pertambangan juga lebih ekspansif belakangan ini, seiring dengan meningkatnya harga komoditas.

Dalam penawaran saham perdana kemarin, HELI melepas sekitar 30,53% saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga Rp 110 per saham. Edwin mengatakan, saham perdana HELI mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga nyaris tujuh kali lipat dari target perolehan dana IPO.

UOB Kay Hian ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi dalam aksi korporasi ini. HELI merupakan emiten pertama yang mencatatkan proses pencatatan skala usaha kecil menengah (UKM).

Saat debut perdananya, saham HELI dibuka dengan kenaikan 70% ke level Rp 187 per saham. Meski demikian, volume perdagangan saham pendatang baru ini hanya sebesar tiga lot saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×