Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Penawaran saham perdana PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) mendapat sambutan positif oleh investor. Harga WTON pun melesat dalam debut perdananya, bahkan sempat terkena autoreject atas.
Harga initial public offering (IPO) WTON sebesar Rp 590 per saham. Pasca listing, harga WTON sempat menyentuh level Rp 885 per saham. Namun pada penutupan pasar, harga WTON berakhir di Rp 760 per saham, naik 28,81% dari harga IPO.
Dalam IPO ini, WTON melepas 2,04 miliar saham, setara dengan 23,47%. WTON berhasil meraup dana sebesar Rp 1,2 triliun. Sayang, hanya investor besar yang mengantongi saham WTON.
Entus Asnawi, Direktur Keuangan WTON mengakui, jatah investor ritel hanya 2%. Mayorittas untuk investor institusi. Entus beralasan, WTON ingin mengutamakan kualitas investor.
Makanya, dalam penjatahan, investor utama yang masuk dalam golongan (tier) satu dan dua mendapatkan porsi fix allotment 70%. Golongan ini adalah investor yang diharapkan bakal menggenggam saham WTON dalam jangka panjang. Sisanya diserap oleh sekuritas lain.
Investor golongan satu yang mendapat jatah utama itu, misalnya, Schroder, Eatspring, dan Manulife. Sementara, investor asing penyerap utama antara lain: Templeton dan Eatspring Hong Kong.
Entus memaparkan, dari total saham WTON yang ditawarkan, 64% diserap investor domestik, sementara sisanya 36% diserap investor asing. Dari jumlah itu, investor asing ritel menyerap 0,13%. Untuk IPO, WTON telah roadshow internasional ke Kuala Lumpur, Singapura dan Hong Kong.
Meski, banyak investor ritel yang tak kebagian jatah saat penawaran, Entus bilang, banyak investor ritel yang mengambil jatah melalui berbagai sekuritas. "Sekuritas yang mendapatkan jatah, banyak juga yang akhirnya menjual ke ritel. Jadi investor ritel menyerap tak hanya dari jatah pooling," ujar dia, Selasa (8/4).
Analis Minna Padi Investama, Andre Setiawan bilang, sebenarnya opsi penjatahan ini wajar. Sebab, jika saham banyak dipegang investor ritel, pergerakan saham perdana akan volatile.
William Suryawijaya, analis Asjaya Indosurya Securities menambahkan, sebenarnya dari valuasi harga, saham WTON tak terlalu mahal bagi investor ritel. Tapi, boleh jadi penawaran dari investor institusi lebih menarik, sehingga perseroan pun menjatahkan lebih banyak untuk investor kelas kakap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News