Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) tengah gencar menyuntikan dana ke perusahaan terafiliasi. Dana yang dikeluarkan JSMR dalam bentuk shareholder loan (SHL) totalnya sebesar Rp 9,6 triliun.
Dana tersebut bakal digunakan untuk memenuhi kebutuhan cash deficiency support dan kebutuhan operasional lainnya di tahun 2025 ini.
Dalam keterbukaan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) tanggal 2 Juli 2025, JSMR menyuntikan dana Rp 1,9 triliun kepada PT Jasamarga Kualanamu Tol (JMKT) pada 30 Juni 2025.
Di hari yang sama, Jasa Marga juga menyalurkan SHL sebesar Rp 355 miliar kepada PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) melalui PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT).
Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) Targetkan Jalan Tol Jogja-Solo hingga GT Kalasan Rampung Tahun 2026
Kemudian, dana Rp 116,49 miliar juga diberikan JSMR kepada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) pada 30 Juni juga.
Asal tahu saja, PSBI merupakan konsorsium BUMN yang mengerjakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang dikenal dengan Whoosh.
BUMN yang tergabung dalam PSBI adalah PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), JSMR, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I. PSBI memegang 60% saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
“Transaksi tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan cash deficiency support PT KCIC tahun 2023-2024 yang dilakukan melalui PSBI,” kata Corporate Secretary and Chief Administration Officer JSMR, Ari Wibowo, pada keterbukaaan informasi tanggal 2 Juli 2025.
Namun, nilai paling besar justru disetor JSMR ke PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS) sebesar Rp 6,93 triliun pada 25 Juni 2025. Penyetoran itu dilakukan dalam dua tahap, yaitu Rp 375 miliar pada tahap pertama dan Rp 6,56 triliun pada tahap kedua.
Lalu, suntikan Rp 300 miliar dikeluarkan JSMR pada 3 Juni 2025 ke PT Jasamarga Manado Bitung (JMB).
Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan, suntikan modal oleh JSMR ke perusahaan terafiliasi itu memang berpotensi menekan arus kas operasional dalam jangka pendek dan mengurangi saldo kas.
Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) Suntik Dana Rp 1,9 Triliun ke Anak Usaha
Namun, struktur keuangan JSMR dinilai Ekky masih dalam kondisi sehat. Debt to equity ratio (DER) perseroan masih di kisaran 1x dan interest coverage ratio (ICR) juga masih di atas ambang aman.
“Langkah suntikan modal itu tergolong strategis, karena mendukung pengembangan proyek jangka panjang yang dapat berdampak positif terhadap kinerja ke depan,” ujarnya kepada Kontan, Senin (14/7).
Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas menyatakan, suntikan dana ke perusahaan terafiliasi dan perusahaan anak itu bisa saja mengganggu arus kas.
“Namun, suntikan dana itu diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan kinerja JSMR di kemudian hari,” ujarnya kepada Kontan, Senin (14/7).
Dengan suntikan modal yang digunakan juga untuk perusahaan terafiliasi yang tengah mengerjakan proyek strategis, kemungkinan konektivitas bisa semakin meningkat. Sehingga, kinerja JSMR juga bisa ikut naik, apalagi pendapatan terbesar JSMR saat ini berasal dari pendapatan jalan tol.
“Semakin stabilnya kinerja pertumbuhan ekonomi antardaerah, konektivitasnya juga bisa optimal dan meningkatkan kinerja JSMR,” papar Nafan.
Kinerja keuangan terakhir JSMR juga relatif masih baik. Per kuartal I 2025, JSMR mencatatkan laba bersih sebesar Rp 927,49 miliar pada kuartal I-2025, meningkat hingga 49,48% dari periode yang sama tahun 2024.
Pendapatan JSMR sebesar Rp 6,45 triliun per kuartal I 2025, naik 6,78% secara tahunan alias year on year (YoY) dari Rp 6,04 triliun pada periode sama tahun lalu. Mayoritas pendapatan JSMR disumbang dari pendapatan jalan tol yang sebesar Rp 4,25 triliun.
“Sehingga, ada kemungkinan di kuartal II dan semester II bisa mempertahankan kinerja yang positif,” katanya.
Secara teknikal, saham JSMR saat ini sebenarnya sudah oversold. Tetapi, pergerakan sahamnya sudah menunjukkan positive divergence, sehingga JSMR sudah berada di major sideways.
Baca Juga: Transaksi Afiliasi Rp 300 Miliar, Jasa Marga Tegaskan Tak Ada Benturan Kepentingan
Saham JSMR juga dinilai masih undervalued, dengan rasio price to book value (PBV) sebesar 0,75x.
Alhasil, Nafan pun merekomendasikan accumulative buy untuk JSMR dengan target harga di Rp 4.710 per saham.
Ekky melihat, kinerja operasional JSMR di kuartal II diperkirakan membaik secara historis. Ini seiring dengan tingginya mobilitas selama masa liburan di periode tersebut dan penyesuaian tarif tol yang berdampak langsung terhadap pertumbuhan trafik dan pendapatan.
Saat ini, JSMR diperdagangkan dengan valuasi yang cukup menarik. Price to earning ratio (PER) sekitar 7x, PBV di bawah 1x, dan EV/EBITDA di kisaran 7–8x.
“Ini yang tergolong undervalued dibandingkan rata-rata historisnya,” ungkapnya.
Namun, investor masih harus menantikan konfirmasi arus kas jangka pendek dan efektivitas penggunaan dana yang disuntikkan JSMR ke perusahaan terafiliasi tersebut.
Jika suntikan dana yang dilakukan JSMR itu dapat dikonversi menjadi aset produktif dan menghasilkan arus kas positif, ruang re-rating menuju Rp 5.500 – Rp 5.600 per saham sangat terbuka.
“Namun, tetap ada risiko jika proyek tertunda atau terjadi tekanan dari kenaikan suku bunga global,” tuturnya.
Melansir RTI, harga saham JSMR parkir di Rp 3.630 per saham pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (14/7).
Ekky pun merekomendasikan speculative buy untuk JSMR yang secara ideal dilakukan bertahap di area support Rp 3.500 – Rp 3.600 per saham.
Target harga jangka pendek ada di Rp 4.000 – Rp 4.200 per saham, midterm di Rp 4.800 – Rp 5.000 per saham, dan jangka panjang di kisaran Rp 5.500 – Rp 5.600 per saham.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham JSMR ada di level support Rp 3.550 per saham dan resistance Rp 3.670 per saham. Herditya pun merekomendasikan speculative buy untuk JSMR dengan target harga Rp 3.720 - Rp 3.790 per saham.
Selanjutnya: Dirjen Pajak Bimo: Tujuh Pegawai Dipecat Sejak Mei, DJP Terapkan Zero Tolerance
Menarik Dibaca: 7 Penyebab Kulit Wajah Kasar, Bukan Hanya Kulit Kering!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News