Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di zona hijau pada perdagangan awal pekan ini setelah melemah sepanjang pekan lalu.
Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,52% atau bertambah 35,74 poin ke level 6.900 pada penutupan perdagangan Senin (7/7).
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang menilai, IHSG hari ini bergerak sideways dengan nilai dan volume transaksi yang jauh di bawah rata-rata harian.
Baca Juga: Intip Top Losers LQ45 saat IHSG Bangkit Hari Senin (7/7), Ada ANTM, INCO, dan ADMR
“Investor cenderung bersikap wait and see, di tengah meningkatnya kondisi ketidakpastian seiring dengan semakin dekatnya dengan batas waktu pemberlakuan tarif pada 9 Juli serta potensi kenaikan tarif lebih tinggi pada 1 Agustus 2025,” ujar Alrich kepada Kontan, Senin (7/7).
Secara teknikal, Alrich mengatakan IHSG masih akan terkonsolidasi pada kisaran level support 6.800 dan resistance 7.000 untuk perdagangan Selasa, (8/7).
Pergerakannya akan dipengaruhi data cadangan devisa Indonesia pada bulan Juni 2025 yang sedikit naik menjadi US$ 152,6 miliar dari US$152,5 miliar di bulan Mei 2025.
Kenaikan ini ditopang oleh penerimaan pajak dan jasa, penerbitan obligasi global oleh pemerintah, dan upaya Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas Rupiah.
Baca Juga: IHSG Lesu di Perdagangan Sesi I, Senin (7/7), Begini Proyeksi di Sesi II
Sentimen lain juga datang dari penjualan sepeda motor bulan Juni 2025 yang turun 0,3% YoY, setelah pada bulan Mei 2025 juga turun 0,1% YoY, yang disinyalir akibat melemahnya daya beli masyarakat.
Di samping itu, Alrich mengatakan investor tengah mencermati perkembangan tarif Amerika Serikat (AS) selanjutnya.
Sebab, Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberikan tarif tambahan sebesar 10% mulai 1 Agustus 2025 terhadap negara-negara yang mendukung kebijakan aliansi BRICS.
Dari sisi domestik, investor juga akan menantikan rilisnya indeks kepercayaan konsumen bulan Juni 2025. Ditambah, mereka juga tengah menantikan listing sejumlah saham IPO.
Di lain pihak, Direktur Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus menilai bahwa pergerakan IHSG hari ini cukup minim katalis dan transaksinya masih relatif sepi menjelang initial public offering (IPO) yang ramai pekan ini.
Baca Juga: IHSG Bergerak Fluktuatif di Awal Pekan (7/7), Pasar Cermati Kepastian Tarif AS
Selain itu, Daniel juga melihat adanya sentimen The Fed atau bank sentral AS diperkirakan masih akan menahan tingkat suku bunga hingga bulan September atau Oktober sehingga belum akan ada aliran dana asing masuk ke emerging market dalam waktu dekat ini.
“IHSG besok diperkirakan masih akan bergerak sideways cenderung melemah dengan range di 6.820 - 6.960,” ujar Daniel.
Untuk pergerakan besok, IHSG kata Daniel akan dipengaruhi oleh sentimen investor yang akan fokus pada IPO PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dan emiten lainnya.
Daniel merekomendasikan investor untuk mencermati saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dengan target harga Rp 420 per saham, PT Petrosea Tbk (PTRO) di target harga Rp 2.800 per saham, dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) pada target harga Rp 500 per saham.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham dan Proyeksi IHSG untuk Hari Ini (7/7)
Sementara top picks Phintarco Sekuritas untuk perdagangan besok, Selasa (8/7), antara lain: PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Astra International Tbk (ASII), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Selanjutnya: Pemerintah Berencana Perluas Bea Keluar untuk Komoditas Emas dan Batubara
Menarik Dibaca: QRIS Tumbuh 169%, Sistem Pembayaran Digital Harus Diperkuat Keamanannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News