Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Rencana PT Indosat Tbk (ISAT) melepas 5% sahamnya di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) segera terwujud. Malah, ISAT sudah mulai menawarkan saham TBIG ke investor strategis.
ISAT pun telah memilih penasihat keuangan atau financial advisor yaitu Bank of America Merrill Lynch (BAML). "Prosesnya sudah mulai penawaran," kata Presiden Direktur ISAT, Alexander Rusli, Senin (24/2).
ISAT juga telah memiliki dua opsi pelepasan saham TBIG. Yakni, dengan mekanisme block sales, dan penjualan secara ritel ke publik. Sebetulnya, ISAT menargetkan penjualan TBIG ini rampung di akhir 2013. Namun hingga kini, ISAT belum juga menemukan pembeli yang sesuai.
Alexander bilang, pihak asing pun turut menawar saham TBIG. "Sebagian besar dari mereka para perusahaan manajemen investasi atau fund manager," jelas dia.
Meski banyak yang berminat, emiten halo-halo ini masih mencari pembeli yang mau membeli di harga premium. Kalau belum ada, ISAT berencana melepas sebagian saham TBIG saja. "Bisa juga sebagian, tergantung penawaran," kata Alexander.
Sejatinya, Alexander bilang, tak ada alasan bagi ISAT untuk menahan kepemilikan di TBIG. Sebab dengan melepas saham TBIG, hasilnya bisa untuk kebutuhan ekspansi atau pembayaran utang jatuh tempo ISAT. Maka itu, ISAT ingin secepatnya menjual saham TBIG.
Kepemilikan ISAT di TBIG tercatat sebanyak 239,82 juta saham. Jika menggunakan patokan harga TBIG, kemarin, sebesar Rp 6.075 per saham, ISAT berpotensi meraup dana Rp 1,4 triliun. Ini dengan catatan, ISAT menjual seluruh saham TBIG.
Nantinya dana hasil penjualan saham TBIG akan digunakan ISAT untuk membayar utang jatuh tempo di 2014. ISAT juga mencari pembiayaan lain jika rencana tersebut tak terealisasi.
ISAT memang berencana mengambil pinjaman Rp 1 triliun dari bank domestik. "Penarikan utang akan dilakukan kuartal II tahun ini," sebut Alexander.
Dana tersebut untuk membiayai kembali atau refinancing utang. Alexander mengatakan, pihaknya secara keseluruhan memiliki utang senilai US$ 2 miliar atau Rp 24 triliun. Separuhnya dalam dollar AS.
Beban utang tinggi
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2013, rasio utang terhadap modal atau debt to equity ratio (DER) ISAT cukup tinggi yakni 2,1 kali. Liabilitas ISAT tercatat Rp 36,84 triliun dengan ekuitas senilai Rp 17,52 triliun.
Utang bank ISAT yang jatuh tempo tahun ini sebesar Rp 2,3 triliun. Ini termasuk utang ke PT Bank Central Asia Tbk senilai Rp 1,5 triliun jatuh tempo 10 Februari lalu. Demi menekan beban, ISAT akan mengurangi porsi utang dalam dollar AS. Caranya, dengan mencari utang rupiah dan konversi dalam dollar AS. Alexander bilang, ISAT cenderung memilih pinjaman bank ketimbang menerbitkan obligasi.
Sebab, proses merilis obligasi lebih panjang. Sedangkan utang bank, prosesnya hanya membutuhkan waktu sebulan.
Analis MNC Securities Reza Nugraha menilai, pelepasan saham TBIG menjadi langkah tepat bagi ISAT dibanding mencari pinjaman perbankan. Pasalnya, ISAT bisa mengurangi utang yang terbilang tinggi. "Emiten telekomunikasi, idealnya DER di bawah 1,5 kali," sebut dia.
Kemarin, harga ISAT naik 0,38% ke Rp 4.010 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News