Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Calon emiten pengelola rumah sakit, PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) bersiap masuk bursa saham lewat penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
DKHH sudah menetapkan harga IPO sebesar Rp 132 per saham.
Dengan melepas 530 juta saham atau setara 20,78% dari modal disetor penuh setelah IPO, perseroan berpotensi meraih dana sebesar Rp 69,9 miliar.
Corporate Secretary Cipta Sarana Medika Heri Akhyar mengatakan, pada periode 31 Oktober 2024, valuasi saham DKHH mencerminkan price to earnings ratio (PER) sebesar 34,02x dan price to book value (PBV) 2,07x.
“Dibandingkan dengan PER dan PBV rata-rata perusahaan publik di industri sejenis yang masing-masing mencapai 231,02x dan 2,22x dalam periode yang sama, valuasi DKHH lebih rendah. Valuasi DKHH cukup menarik dibandingkan perusahaan sejenis yang listing di BEI,” tulisnya dalam keterangan resmi, Jumat (2/5).
Baca Juga: Segera IPO, Cipta Sarana Medika Bakal Tawarkan Maksimal 530 Juta Saham Baru
Mayoritas dana hasil IPO, sekitar Rp 40,76 miliar akan digunakan untuk pengembangan fasilitas RS DKH Cibadak di Sukabumi, termasuk pembangunan gedung lima lantai yang akan menampung fasilitas poliklinik, rawat inap eksekutif, dan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).
DKHH juga mengalokasikan dana sekitar Rp 3,62 miliar untuk pembelian peralatan medis seperti CT-Scan dan alat penunjang lainnya. Sebagian kecil dana akan digunakan untuk renovasi gedung rumah sakit dan kebutuhan modal kerja.
Selain saham, perseroan akan menerbitkan 265 juta waran atau 13,12% dari total jumlah saham dengan rasio 2:1, yang memungkinkan pemegang dua saham baru memperoleh satu waran dengan harga pelaksanaan Rp 155 per waran.
Jika seluruh waran dieksekusi, DKHH berpotensi mendapatkan tambahan dana hingga Rp 41,07 miliar. Masa penawaran dimulai dari 2 Mei hingga 6 Mei 2025, dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada 8 Mei 2025.
Secara kinerja, pendapatan DKHH tumbuh 15,68% secara tahunan menjadi Rp 126,03 miliar pada Januari-Oktober 2024. Namun, beban bunga dari aksi ekspansi membuat laba bersih turun menjadi Rp 2,17 miliar dari sebelumnya Rp 5,33 miliar.
Baca Juga: Melirik Kinerja Pendatang Baru di BEI, Siapa yang Tercuan dan Terboncos?
Selanjutnya: Ini 10 Aktor Terkaya di Dunia Tahun 2025: Jackie Chan Nomor 10, Siapa yang Nomor 1?
Menarik Dibaca: 6 Rekomendasi Black Movies Terbaik Ceritakan Kehidupan Ras Kulit Hitam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News