Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Dana kelolaan reksadana terus menyusut dalam tiga bulan terakhir terseret penurunan pasar modal. Infovesta Utama mencatat, dana kelolaan industri reksadana turun 1,48% dari Rp 249,38 triliun per Juli 2015 jadi Rp 245,69 triliun pada Agustus 2015.
Analis Infovesta Utama Viliawati mengatakan, penurunan dana kelolaan akibat koreksi pasar saham sekitar 6,1% di Agustus. Koreksi ini mengakibatkan nilai saham yang menjadi portofolio reksadana kempis. "Dana kelolaan reksadana secara industri ikut tertekan, sebab dana kelolaan reksadana berbasis saham menempati porsi signifikan secara industri," ujar Vilia.
Dana Kelolaan reksadana saham menyumbang penurunan Rp 5,47 triliun. Penurunan terbesar selanjutnya terjadi pada reksadana campuran sebesar Rp 697 miliar.
Sependapat, Direktur Utama Danareksa Investment Management Prihatmo Hari mengatakan, penurunan dana kelolaan lantaran tekanan pasar saham yang menjadi aset dasar reksadana saham. "Dana kelolaan kami pada Agustus turun karena marked to market," tutur Hari.
Direktur Indopremier Investment Management Diah Sofiyanti mengatakan, pihaknya mencatat penurunan dana kelolaan dari Rp 2,68 triliun menjadi Rp 2,64 triliun pada Agustus.
"Dana kelolaan turun karena market value. Namun, unit penyertaan kami masih meningkat dan masih nett subscription," ujar perempuan yang akrab disapa Ofie itu.
Direktur Utama BNI Asset Management Reita Farianti mengaku, dana kelolaan BNI Asset Management turun Rp 200 miliar dari Rp 11,05 triliun pada Juli menjadi Rp 10,8 triliun pada Agustus 2015 akibat jatuh tempo dua reksadana terproteksi. "Selain itu juga terdapat pencairan dari reksadana pasar uang oleh investor institusi yang melakukan rebalancing portofolio," kata Reita.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, dana kelolaan Panin Asset Management juga turun dari Rp 10,96 triliun menjadi Rp 10,15 triliun di Agustus.
"Ada switching (peralihan) dana investor tapi masih normal," ujar Ridwan Soetedjo, Direktur Panin Asset Management.
Dana kelolaan industri reksadana masih tumbuh 7% ketimbang posisi akhir 2014 sebesar Rp 228,30 triliun. Vilia mengatakan, pertumbuhan ini ditopang naiknya unit penyertaan reksadana dari 141,70 miliar unit di akhir 2014 menjadi 174,23 miliar unit.
Ridwan yakin, dana kelolaan akan tumbuh seiring membaiknya pasar modal di kuartal keempat. Belanja pemerintah diperkirakan mencapai puncak jelang akhir tahun. Realisasi pembangunan infrastruktur juga akan mendorong optimisme investor. "Maka, investor akan masuk lagi ke reksadana dan menopang pertumbuhan dana kelolaan," tutur Ridwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News