kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.383.000   23.000   0,97%
  • USD/IDR 16.617   -4,00   -0,02%
  • IDX 8.051   -15,35   -0,19%
  • KOMPAS100 1.106   2,18   0,20%
  • LQ45 772   0,26   0,03%
  • ISSI 289   -0,19   -0,07%
  • IDX30 404   0,55   0,14%
  • IDXHIDIV20 454   -1,30   -0,29%
  • IDX80 122   0,02   0,02%
  • IDXV30 130   -0,81   -0,62%
  • IDXQ30 128   0,67   0,53%

Investor Perlu Waspadai Indeks Bahan Dasar yang Melaju Kencang, Ini Rekomendasinya


Rabu, 15 Oktober 2025 / 20:00 WIB
Investor Perlu Waspadai Indeks Bahan Dasar yang Melaju Kencang, Ini Rekomendasinya
ILUSTRASI. Indeks saham bahan dasar (IDX Basic Materials) terus memantapkan posisinya sebagai salah satu indeks sektoral yang membukukan kinerja terbaik sepanjang 2025 berjalan. Walau begitu, masih ada risiko yang dapat membayangi kinerja IDX Basic Materials dalam beberapa waktu mendatang. REUTERS/Willy Kurniawan


Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham bahan dasar (IDX Basic Materials) terus memantapkan posisinya sebagai salah satu indeks sektoral yang membukukan kinerja terbaik sepanjang 2025 berjalan. Walau begitu, masih ada risiko yang dapat membayangi kinerja IDX Basic Materials dalam beberapa waktu mendatang.

Merujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX Basic Materials mampu tumbuh 63,98% year to date (ytd) ke level 2.052,830 hingga Rabu (15/10/2025). Khusus hari ini, kinerja indeks tersebut melemah 0,65%.

Kinerja IDX Basic Materials praktis hanya kalah dengan indeks saham sektor teknologi atau IDX Technology yang melesat 171,90% ytd sejak awal tahun.

Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila menyampaikan, pertumbuhan kinerja IDX Basic Materials sangat dipengaruhi oleh saham-saham subsektor komoditas logam dan mineral seperti emiten produsen emas. Maklum saja, harga emas dunia tidak henti-hentinya memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa. Bahkan, saat ini harga emas telah menembus level US$ 4.200 per ons troi.

“Terlihat juga bahwa investor melakukan rotasi sektor ke saham-saham yang memproduksi emas karena statusnya sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi,” ujar dia, Rabu (15/10/2025).

Baca Juga: Indeks Basic Material Menguat 38,31%, Cermati Rekomendasi Sahamnya

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan menilai, selain emas, saham-saham produsen mineral lain seperti nikel juga sedang berada dalam tren kinerja harga yang positif, sehingga dapat menopang pertumbuhan indeks sektor bahan dasar. 

Tren positif saham emiten nikel didorong oleh sentimen terhadap program hilirisasi mineral, di mana nikel menjadi salah satu bahan baku utama bagi industri baterai kendaraan listrik. Posisi nikel sebagai mineral strategis pun kini semakin kuat.

Untuk ke depannya, prospek saham-saham sektor bahan dasar masih cukup menjanjikan sampai akhir tahun, terutama jika harga komoditas tetap berada di level yang tinggi dan permintaan dari industri kendaraan listrik terus meningkat. 

Namun, potensi profit taking perlu diwaspadai oleh investor, mengingat reli harga saham di sektor ini sudah berlangsung cukup lama.

“Emiten besar seperti INCO (Vale Indonesia), TINS (Timah), dan ANTM (Aneka Tambang) berpeluang tetap menjadi penopang utama indeks bahan dasar berkat dukungan ekspansi smelter, kebijakan hilirisasi, dan efisiensi operasional yang membaik,” ungkap Ekky, Rabu (15/10/2025).

Baca Juga: Kinerja Indeks Saham Barang Material Tumbuh Signifikan, Simak Rekomendasi Analis

Terlepas dari itu, saham-saham di sektor bahan dasar masih layak dipertimbangkan investor yang berorientasi jangka menengah hingga panjang. Strategi yang bisa diterapkan oleh investor adalah accumulate on weakness atau pembelian saham saat harga melemah. Ini mengingat, valuasi beberapa saham di sektor ini sudah mulai tinggi.

Ekky pun menyebut saham ANTM dapat mulai diakumulasi mengingat adanya sinyal rebound secara teknikal dengan target harga di level Rp 3.700 per saham dan Rp 4.000 per saham. Selain itu, saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) juga dapat dikoleksi seiring kinerjanya yang meningkat. Saham DKFT ditargetkan dapat berpotensi ke level Rp 900 per saham dalam jangka pendek.

Di lain pihak, Indy memproyeksikan saham ANTM, PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) masih akan menjadi penopang bagi IDX Basic Materials pada sisa tahun ini.

Saham ANTM direkomendasikan Indy buy on weakness dengan target harga di level Rp 3.670 per saham. Di samping itu, saham BRPT juga bisa dicermati investor dengan target harga di level Rp 4.280 per saham.

Selanjutnya: WEGE Buka Suara Soal Merger BUMN Karya, Target Rampung Akhir 2026

Menarik Dibaca: Siaga Hujan Sangat Lebat di Provinsi Ini, Cek Peringatan Dini Cuaca Besok (16/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×