Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 7,87% dalam sebulan terakhir sampai Jumat (23/5). IHSG berhasil menembus level psikologis 7.000 dan meninggalkan kekhawatiran pola musiman ‘sell in May’.
Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Ahmad Iqbal Suyudi mengatakan, penguatan IHSG bulan ini ditopang meredanya tensi perang dagang antara AS-China setelah kedua negara menyepakati penundaan tarif selama 90 hari.
“Laporan kinerja keuangan kuartal I dari emiten logam mulia yang positif, penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia, serta valuasi IHSG yang masih menarik dibandingkan bursa negara berkembang lainnya menjadi penopang pasar,” terangnya pada Kontan, Senin (26/5).
Baca Juga: IHSG Menguat pada Perdagangan Senin (26/5) Pagi, ANTM, BRPT, ADRO Top Gainers LQ45
Memasuki Juni, potensi koreksi atau menurunnya IHSG mulai terbuka. Menurut Iqbal, rendahnya katalis jangka pendek serta kondisi teknikal yang menunjukkan area jenuh beli (overbought), membuat IHSG rawan aksi ambil untung.
“Potensi penurunan IHSG mungkin cenderung terbatas, dengan 7000 sebagai support kuat jangka pendek. Namun ada peluang akan tembus ke bawah 7000 jika ada guncangan besar dari pasar global,” ujarnya.
Beberapa sentimen eksternal yang perlu diwaspadai antara lain arah kebijakan suku bunga The Fed, yang masih menjadi perhatian pelaku pasar. Ketegangan geopolitik, terutama terkait potensi konflik Israel-Iran juga bisa menjadi pemicu volatilitas.
“Sementara di dalam negeri, nilai tukar rupiah rentan terhadap fluktuasi karena selisih suku bunga antara Bank Indonesia dan The Fed semakin sempit,” tambah Iqbal.
Iqbal menyarankan investor untuk tetap selektif dalam memilih saham, terutama yang berasal dari sektor defensif seperti logam mulia, perbankan, dan barang konsumsi.
Bagi investor konservatif, pendekatan wait and see bisa menjadi pilihan hingga kondisi pasar lebih stabil.
Beberapa sektor yang Ia nilai masih prospektif di Juni antara lain pertambangan, perbankan, konsumsi, dan properti.
“Hal ini didukung oleh langkah BI yang menurunkan suku bunga pada RDG bulan Mei, harga komoditas emas yang masih tinggi, serta sektor consumer yang memang defensif,” jelasnya.
Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG Pekan Ini, Berikut Saham yang Bisa Dicermati pada Senin (26/5)
Untuk rekomendasi saham, Iqbal menjagokan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan target harga Rp 4.800 dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) di Rp 6.000 untuk sektor perbankan.
Di sektor konsumsi, ia merekomendasikan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan target Rp 12.000. Sementara untuk tambang, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) direkomendasikan dengan target harga Rp 2.500. Seluruh saham tersebut diberikan rating buy.
Selanjutnya: Allianz Syariah & OCBC Luncurkan Solusi Perlindungan untuk Rencana Keuangan
Menarik Dibaca: Allianz Syariah & OCBC Luncurkan Solusi Perlindungan untuk Rencana Keuangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News