Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham barang material atau IDX Sector Basic Materials masih menjadi salah satu indeks sektoral unggulan seiring dengan kinerjanya yang tumbuh signifikan sepanjang 2025 berjalan.
Mengutip RTI, IDX Sector Basic Materials berada di level 1.571,54 pada penutupan perdagangan Kamis (17/7), naik 1,02% dibandingkan perdagangan kemarin. Sejak awal tahun, indeks saham barang material telah melonjak 23,34% year to date (ytd).
Kinerja indeks saham ini hanya kalah dibandingkan indeks saham sektor teknologi atau IDX Sector Technology yang tumbuh 84,35% ytd ke level 7.467,53.
VP Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi mengatakan, kenaikan indeks saham barang material didorong oleh beberapa sentimen positif yang sudah terjadi sejak awal tahun ini.
Baca Juga: IHSG Menguat 1,32% ke 7,287 pada Kamis (17/7), BRPT, ISAT, CPIN Jadi Top Gainers LQ45
Salah satunya adalah kenaikan harga emas dunia yang mencapai lebih dari 20% dari awal tahun, sehingga mendongkrak kinerja harga saham emiten produsen emas yang menjadi anggota indeks barang material.
Selain itu, pertumbuhan kinerja keuangan solid pada kuartal I-2025 diraih oleh beberapa emiten anggota indeks barang material, contohnya ANTM yang laba bersihnya melesat 1.003,3% year on year (yoy), BRPT yang laba bersihnya tumbuh 77,8% yoy, dan PSAB yang laba bersihnya meroket 412,4% yoy. Tren positif kinerja keuangan ini berpotensi berlanjut dalam beberapa waktu mendatang.
“Kami melihat prospek semester II-2025 masih akan cenderung positif untuk saham sektor barang baku seiring dengan terjaganya kenaikan harga komoditas dan potensi pemangkasan suku bunga acuan,” ujar Audi, Kamis (17/7).
Sementara itu, Praktisi Pasar Modal sekaligus Founder WH-Project William Hartanto menilai, selain didorong oleh kenaikan harga komoditas, kinerja indeks saham barang material juga dipengaruhi aksi window dressing pada awal semester II-2025 atau Juli ini.
William turut berpendapat, beberapa pelaku pasar ada yang merelokasikan asetnya ke saham-saham yang belum menguat namun punya fundamental kuat. Adapun saham barang material diperkirakan menjadi pilihan favorit bagi pelaku pasar tersebut.
Dia juga menyoroti kenaikan IDX Basic Materials yang hanya 1,60% dalam sebulan terakhir. Namun, penguatan terbatas ini tidak bisa langsung disimpulkan adanya rotasi sektor yang terjadi pada indeks saham tersebut.
Baca Juga: Menakar Pengaruh Penurunan Tarif Trump Terhadap IHSG,Simak Penjelasan Analis Berikut
Terlepas dari itu, indeks saham barang material diyakini dapat menjadi indeks acuan yang menarik bagi para investor. “Untuk investor yang mengikuti momentum, indeks ini cukup bisa direkomendasikan,” tuturnya, Kamis (17/7).
Lantas, William menyebut saham-saham anggota indeks barang material seperti AVIA, SMGR, dan PSAB dapat dipertimbangkan untuk dikoleksi investor. Target harga saham AVIA diperkirakan ada di kisaran Rp 474—Rp 500 per saham, SMGR sekitar Rp 2.900—Rp 3.000 per saham, serta PSAB di level Rp 500 per saham.
Sementara menurut Audi, konstituen di indeks barang material yang masih memiliki potensi penguatan harga saham dan kinerja positif berasal dari segmen komoditas berbasis emas dan nikel. Hal ini sejalan dengan potensi permintaan kedua komoditas tersebut yang diprediksi akan terus tumbuh.
Dia pun merekomendasikan beli saham BRMS dan ANTM dengan target harga masing-masing di level Rp 510 per saham dan Rp 3.500 per saham. Adapun saham PSAB direkomendasikan trading buy dengan target harga Rp 550 per saham.
Selanjutnya: Pertamina Tunggu Regulasi Pelaksanaan LPG Satu Harga
Menarik Dibaca: Jawab Kebutuhan Wanita, Kérastase Luncurkan Produk Perawatan Rambut Gloss Absolu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News