kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.480   26,00   0,17%
  • IDX 7.779   19,01   0,24%
  • KOMPAS100 1.209   3,67   0,30%
  • LQ45 963   1,58   0,16%
  • ISSI 235   0,71   0,30%
  • IDX30 495   1,45   0,29%
  • IDXHIDIV20 593   0,12   0,02%
  • IDX80 138   0,57   0,42%
  • IDXV30 142   -0,24   -0,17%
  • IDXQ30 164   0,12   0,07%

Investor optimistis harga obligasi bakal naik


Senin, 14 Desember 2015 / 18:15 WIB
Investor optimistis harga obligasi bakal naik


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pelaku pasar yakin prospek pasar obligasi Indonesia untuk jangka panjang masih cemerlang. Hal ini tercermin pada perbedaan yield antara SUN bertenor menengah dan SUN bertenor panjang yang cukup kecil.

Pada Senin (14/12), yield SUN acuan tenor 10 tahun FR0070 tercatat 8,98%, naik 122,7 bps (ytd) dari posisi akhir tahun 2014 sebesar 7,753%. Harga FR0070 terkoreksi 7,25% (ytd) periode sama ke level 96,47.

Sedangkan yield SUN acuan tenor 20 tahun FR0068 mencapai 9,168%, menggemuk 91,4 bps (ytd) dari angka 8,254% pada akhir tahun lalu. Harga FR0068 merosot 8,03% menjadi 93,011.

Jika harga obligasi naik, maka yield instrumen tersebut bakal menyusut. Sebaliknya, ketika harga obligasi terlempar, yieldnya bakal terangkat.

Analis Sucorinvest Central Gani Ariawan menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan spread yield antara SUN tenor menengah dan panjang tersebut cukup minim, hanya sekitar 18,8 bps.

Sejatinya, lanjut Ariawan, pasar obligasi internal sedang tertekan akibat spekulasi kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed pada pertemuan 15 Desember 2015 – 16 Desember 2015. Yield obligasi pemerintah pun kompak terangkat.

Namun, SUN tenor panjang memperoleh sentimen positif dari terjaganya inflasi domestik. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, inflasi dalam negeri Januari 2015 – November 2015 tercatat 2,37%. Besar peluang, target inflasi yang dipatok Bank Indonesia (BI) sebesar 3% - 5% bakal terwujud.

“Eskpektasi inflasi ke depan bakal rendah, korelasinya baik untuk obligasi pemerintah jangka panjang,” tuturnya. Sehingga kenaikan yield SUN tenor panjang semisal FR0068 tertahan akibat katalis positif ini. Wajar apabila jarak antara yield SUN menengah dan panjang cukup minim.

Presiden Direktur PT Penilai Harga Efek Indonesia alias Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Ignatius Girendroheru berpendapat, investor memang mulai berburu SUN tenor panjang karena optimistis harga bakal naik dalam waktu mendatang.

“Risiko jangka panjang juga lebih aman. Jangka waktu pendek rentan tertekan karena adanya rencana The Fed,” paparnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×