kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.347   -83,00   -0,51%
  • IDX 7.181   38,19   0,53%
  • KOMPAS100 1.047   6,05   0,58%
  • LQ45 816   4,02   0,49%
  • ISSI 225   1,72   0,77%
  • IDX30 427   2,62   0,62%
  • IDXHIDIV20 506   2,74   0,54%
  • IDX80 118   0,68   0,58%
  • IDXV30 120   1,27   1,07%
  • IDXQ30 140   0,61   0,44%

Dikoleksi Lo Kheng Hong, Harga Saham Blue Chip Ini Tren Naik, Saatnya Beli / Jual?


Kamis, 22 Mei 2025 / 08:21 WIB
Dikoleksi Lo Kheng Hong, Harga Saham Blue Chip Ini Tren Naik, Saatnya Beli / Jual?
ILUSTRASI. Dikoleksi Lo Kheng Hong, Harga Saham Blue Chip Ini Tren Naik, Saatnya Beli / Jual?


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham blue chip PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) alias PGN dalam tren naik belakangan ini. Di sisi lain, saham blue chip ini juga dikoleksi oleh investor kawakan Lo Kheng Hong. Apakah investor ritel perlu mengikuti jejak Lo Kheng Hong?

Saham PGAS merupakan salah satu saham anggota Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham LQ45 terdiri dari 45 saham dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah yang identik dengan saham blue chip.

Berdasarkan data Biro Administrasi Efek dalam keterbukaan informasi BEI, total pemegang saham publik alias free float PGAS mencapai 43,01% per 8 Mei 2025. 

Investor perorangan Indonesia secara total mencapai 9,29%. Dana pensiun sebesar 5,04%, kelompok asuransi sebanyak 2,49%, reksadana 2,20% dan sisanya beberapa kelompok investor lainnya. 

Baca Juga: Penjualan BYD Salip Honda, Simak Harga Atto Sealion Dolphin M6 Seal Denza Mei 2025

Deretan nama terkemuka baik dari dalam maupun luar negeri juga tercatat mengoleksi saham PGAS. Berdasarkan laporan keuangan 2024, BPJS Ketenagakerjaan mendekap 4,6% saham PGAS.

Kemudian Panin Sekuritas sebesar 1,91%, Vanguard sebanyak 1,69%, Petronas 1,27%. Lalu investor kawakan Lo Kheng Hong tercatat mendekap 1,09% saham PGAS, di atas Sucorinvest 0,85% dan Blackrock 0,81%. 

Pada perdagangan Rabu 21 Mei 2025, harga saham PGAS ditutup di level 1.745, naik 20 poin atau 1,16% dibandingkan sehari sebelumnya. Selama perdagangan lima hari terakhir, harga saham PGAS mengakumulasi kenaikan sebanyak 80 poin atau 4,80% dan sebulan terakhir naik 70 poin atau 4,18%.

Tonton: Ditegur Arab Saudi karena Kasus Jemaah Haji Ilegal, Kemenag Malu

Rekomendasi saham PGAS

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mencermati komposisi pemegang saham yang semakin beragam menunjukkan peningkatan minat oleh investor. 

“Mungkin para investor juga mempertimbangkan dinamika prospek jangka panjang, yang sejatinya masih prospektif terutama dalam memenuhi kebutuhan gas bumi domestik,” ucap Nafan, Selasa (20/5). 

Menurutnya, PGAS memiliki peran vital dalam pemenuhan gas bumi dalam negeri. Salah satunya, penyaluran gas pipa yang akhirnya menciptakan produk turunan baru. 

“Di sisi lain, tantangan PGAS berasal dari belum seimbangnya pasokan gas pipa dibandingkan permintaan akibat kelangkaan dari sejumlah sumber di hulu,” jelas Nafan.

Tonton: Akan Kembali Investasi di Sektor Hulu Migas, Shell Dikabarkan Kaji Beberapa Wilayah

Nafan memproyeksikan target harga PGAS berada di Rp 2.210 per saham dengan support di kisaran Rp 1.610 dan Rp 1.565. Hingga akhir perdagangan Selasa (20/5), PGAS parkir di level Rp 1.725. 

Pengamat Pasar Modal Hendra Wardana menjelaskan semakin beragamnya investor PGAS, menjadi sinyal kuat kalau investor ritel maupun institusi melihat prospek PGAS jangka panjang sangat menjanjikan.  

Salah satu daya tarik PGAS menurutnya adalah faktor dividen dengan yield dividen saat ini bisa di kisaran 10%. Hendra bilang ini membuat PGAS menjadi emiten dengan imbal hasil dividen tertinggi.

Baca Juga: Mobil Listrik BYD Makin Laris, Cek Harga Atto Dolphin M6 Seal Denza Sealion Mei 2025

Selanjutnya: ANJT Mengantongi Fasilitas Kredit dari Dua Bank Sebesar Rp 3,6 Triliun

Menarik Dibaca: Apa Penyebab Asam Lambung Naik di Malam Hari? Ini 7 Kemungkinan Penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×