kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor Buy On Dip, Beberapa Aset Kripto Mulai Rebound


Rabu, 02 Februari 2022 / 16:13 WIB
Investor Buy On Dip, Beberapa Aset Kripto Mulai Rebound
ILUSTRASI. Beberapa aset kripto mulai rebound karena investor membeli di harga rendah atay buy on dip.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah terus berada di zona merah, berbagai aset kripto kembali berada di zona hijau. Sayangnya, hal ini tidak berlangsung lama karena pada Rabu seore (2/2), berbagai aset kripto kembali berada di zona merah.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 15.30 WIB, Bitcoin terpatau terkoreksi 0,40% ke level harga US$ 38.413,03 per BTC. Sementara Binance Coin (BNB) juga turun 0,40% ke US$ 381,02 per BNB. Kendati begitu, Ethereum (ETH) dan Cardano (ADA) berhasil menguat 0,48% dan 0,39% menjadi masing-masing US$ 2.758,08 per ETH dan US$ 1,06 per ADA. 

Chief Executive Officer Litedex Protocol, Andrew Suhalim mengatakan, sedikit membaiknya kondisi pasar kripto didorong investor kripto yang kembali masuk di berbagai aset tersebut. Para investor ini masuk atau membeli di harga rendah (buy on dip).

“Pasar pun memprediksi bahwa bulan Februari merupakan bulan yang positif bagi pasar kripto. Pasalnya secara historis, sebagian besar kripto termasuk Bitcoin menghasilkan return yang positif di Februari,” ujar Andrew dalam riset hariannya, Rabu (2/2).

Baca Juga: Sebagian Pasar Kripto Merah Termasuk Bitcoin, Harga Mata Uang Kripto Ini Cetak Rekor

Lebih lanjut, ia bilang, beberapa analis memperkirakan hambatan regulasi akan memudar dalam jangka pendek dan dapat meningkatkan sentimen investor. Hal ini terukur pada Fear & Greed Index yang mulai naik dari posisi terendah atau posisi sangat ekstrem, yang berarti sentimen bearish sudah mulai memudar.

Bahkan, indeks yang mengukur sikap psikologis investor di pasar kripto kini mendekati posisi terendah Juli 2020, yang mendahului pemulihan harga kripto. Namun, beberapa analis lainnya masih cenderung skeptis karena mereka menilai bahwa risiko dari makroekonomi dan tindakan keras regulator masih cukup tinggian terutama di AS, India  dan Rusia.

Sementara itu dari India, Andrew menyebut, terdapat kabar kurang menggembirakan datang di mana Menteri Keuangan India, Nirmala Sitharaman pada Selasa resmi mengenakan pajak sebesar 30% atas pendapatan dari transfer aset digital virtual. 

“Namun, pengumuman dari pengenaan pajak atas penghasilan dari kripto tersebut tidak memicu respon pasar yang signifikan,” imbuhnya.

Baca Juga: India Akan Pungut Pajak 30% Atas Pendapatan Transaksi Kripto dan NFT

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×