Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan utilitas asal Jepang, Shikoku Electric Power Company Incorporated (Yonden) segera mengambil alih sebanyak 1,62 miliar saham yang setara dengan 25% modal disetor PT Hero Global Investment Tbk (HGII). Transaksi dilakukan dengan harga penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) HGII, yakni sebesar Rp 200 per saham.
Dengan harga tersebut, maka total nilai transaksi ini mencapai sebesar Rp 325 miliar. Transaksi ini sebelumnya telah disepakati dalam perjanjian jual beli saham bersyarat alias Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) antara pemegang saham pendiri HGII dan Yonden pada 8 November 2024.
Merujuk prospektus, transaksi ini akan dilakukan maksimal satu bulan sejak IPO HGII. Adapun, HGII mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Januari 2025.
Presiden Direktur Hero Global Investment, Robin Sunyoto mengungkapkan seluruh persyaratan pengambilalihan 25% saham HGII oleh Yonden telah tuntas.
"Kami bersyukur seluruh persyaratan dan administrasi pengambilalihan 25% saham HGII oleh Yonden sudah beres. Kini tinggal menghitung hari saja untuk meresmikan transaksi ini," ujar Robin dalam siaran tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (14/1).
Baca Juga: Sukses IPO, Hero Global (HGII) Optimistis Kinerja Naik 3 Kali Lipat di Tahun 2025
Sekadar mengingatkan, HGII telah melepas sebanyak 1,3 miliar saham atau sebanyak 20% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor melalui IPO. HGII mematok harga penawaran Rp 200 setiap saham, sehingga mengantongi dana segar sebesar Rp 260 miliar.
Setelah IPO, HGII dikendalikan oleh Robert Njo dengan porsi kepemilikan saham 26,40%, Hendrianto Thamrin memiliki 26,40% dan Rudy Chandra sebanyak 27,20%. Sementara 20% lainnya merupakan kepemilikan publik.
Setelah masuknya Yonden, komposisi saham HGII akan menjadi 55% milik para pendiri perusahaan, 25% saham Yonden, dan 20% saham publik. Para pendiri HGII masih tetap menjadi pemegang saham pengendali.
Asal tahu saja, Yonden tercatat di Tokyo Stock Exchange dengan kode saham TYO:9507. Perusahaan yang berdiri pada tahun 1951 ini merupakan penyedia listrik yang membangkitkan dan menjual listrik di wilayah Shikoku, Jepang. Yonden memiliki portofolio pembangkit listrik sebesar 5.332 Megawatt (MW) yang bersumber dari hidro, termal, nuklir, dan surya.
Baca Juga: HGII Targetkan Ekspansi Kapasitas Pembangkit EBT 100 MW di Tahun 2031
Yonden juga telah melakukan investasi di proyek energi mancanegara lainnya seperti Oman, Qatar, Chile, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Myanmar, serta Vietnam. Jika selama ini investasi luar negeri Yonden secara langsung pada perusahaan proyek, kali ini investasi Yonden di Indonesia melalui HGII merupakan yang pertama kalinya dilakukan pada level perusahaan holding.
Yonden memproyeksikan Asia Tenggara akan terus mengembangkan energi terbarukan seiring dengan pertumbuhan ekonomi regional. HGII memiliki rencana ekspansi untuk menambah kapasitas pembangkit listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
HGII saat ini memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Parmonangan-1 berkapasitas 9 MW dan PLTM Parmonangan-2 berkapasitas 10 MW. Kedua PLTM ini berlokasi di Sumatera Utara. Selain itu, HGII turut berinvestasi dengan saham minoritas di Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Ujung Batu kapasitas 3 MW di Riau.
HGII berencana menambah kapasitas pembangkit EBT dengan membangun beberapa unit pembangkit hidro dengan total kapasitas 58 MW, PLTBg 6 MW, biomassa 8 MW, dan surya 10 MW. Dengan berbagai ekspansi tersebut, total kapasitas mencapai 100 MW hingga 2031.
Baca Juga: Resmi Melantai di BEI Hari Ini, Saham HGII Naik 25%
HGII berencana memulai konstruksi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) kapasitas 25 MW dan PLTM 10 MW yang berlokasi di Sumatera Utara mulai tahun 2025. Kedua pembangkit ini ditargetkan beroperasi secara komersial alias Commercial Operation Date (COD) pada tahun 2028.
Secara kinerja, dalam periode Januari-Juni 2024, HGII meraih laba bersih sebesar Rp 26,3 miliar. Laba bersih HGII meningkat 22,32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 21,5 miliar.
HGII memiliki ekuitas sebesar Rp 469,57 miliar dan aset sebesar Rp 727,9 miliar per 30 Juni 2024. Adapun, rerata pertumbuhan produksi listrik (CAGR) HGII selama periode 2021-2023 adalah sebesar 25,9% per tahun.
Dari sisi pergerakan saham, harga HGII menguat 5,64% ke level Rp 206 per saham pada perdagangan Selasa (14/1).
Selanjutnya: Pemerintah Ancam Sanksi bagi BUMN & Kontraktor EPC yang Langgar Kewajiban TKDN
Menarik Dibaca: Pemerintah Ancam Sanksi bagi BUMN & Kontraktor EPC yang Langgar Kewajiban TKDN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News