Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
Felicia mengatakan para investor harus memahami bahwa ada istilah hari baik dan kurang baik. Di mana artinya untuk optimalisasi portofolio investasi tak bisa hanya terdiri dari satu instrumen saja.
Investasi harus dapat membuat bagaimana uang bekerja untuk kita namun dengan cerdas. Selain menyelami investasi dengan risiko tinggi, perlu juga investor mengambil instrumen investasi dengan risiko rendah. Hal itu kembali untuk mengantisipasi adanya kemungkinan dampak yang akan terjadi ke depan.
Baca Juga: Jadi sektor unggulan di tahun kerbau logam, simak rekomendasi saham perbankan
"Nggak selamanya saham naik terus terkadang naik kadang turun, jadi perlu instrumen diversifikasi biasanya bisa obligasi, emas, USD bisa juga. Harapannya naik itu pasti tapi perlu diversifikasi juga ke produk yang rendah risikonya. Misal saat saham jatuh dan kita nggak bisa keluar masih ada obligasi yang bantu portofolio kita," jelasnya.
Asal tahu saja, tahun 2020 lalu Novi menyebut, pemerintah bisa menembus penjualan SBN ritel hingga Rp 77 triliun dari target Rp 60 triliun melalui penjualan secara online. Adapun untuk ORI017 dari sekitar 42.000 investor 56% adalah investor baru.
"Kalau lihat trennya itu ORI017 atau ORI018, milenial dan Gen Z cukup banyak dia ambil porsi besar di masing penerbitan ORI 017 atau 018, even gen Z itu post milenial ya. Di ORI016 [Gen Z] itu kurang dari 1% tapi di ORI017 naik 1%, ORI018 ini ada 3% gen Z ini bagus," kata Novi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News