kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Intip Target Produksi Operasional Amman Mineral (AMMN) di 2024


Rabu, 27 Maret 2024 / 20:56 WIB
Intip Target Produksi Operasional Amman Mineral (AMMN) di 2024
ILUSTRASI. Aktivitas operasional Tambang Batu Hijau oleh PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mencetak rekor produksi di 2023, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mengincar kenaikan produksi hasil tambangnya, baik tembaga, emas hingga konsentrat pada 2024. 

Presiden Direktur Alexander Ramlie mengatakan, AMMN mengincar produksi emas mencapai 1.009.000 ons, produksi tembaga sebanyak 456 juta pon dan produksi konsentrat 833.000 metrik ton kering untuk tahun ini. 

"Target produksi ini akan didorong oleh bijih segar berkadar tinggi dari Fase 7 yang akan ditambang dan diproses," kata pria yang akrab dipanggil Alex ini, Rabu (27/3). 

Alex mengatakan, panduan kinerja itu diarahkan pada volume logam dibandingkan volume konsentrat. Karena pendapatan AMMN didorong oleh kandungan logam dalam konsentrat. 

Baca Juga: Butuh Modal Ekspansi, Amman Mineral (AMMN) Siapkan Capex US$ 2 Miliar

Produksi tembaga emiten Grup Salim mencapai 312 juta pon dengan volume penjualan mencapai 304 juta pon selama 2023. Kemudian, produksi emas AMMN mencapai 463.000 ons dengan volume penjualan 455.000 ons. 

Alex bilang kuartal IV-2023 merupakan periode kinerja terkuat AMMN di 2023. AMMN memproduksi sekitar 198.000 metrik ton kering konsentrat tembaga atau mewakili 36% total produksi sepanjang 2023. 

Namun manajemen AMMN mengakui 2023 merupakan tahun yang penuh tantangan. Sebab emiten pertambangan bahan baku ini harus menghadapi kondisi cuaca buruk dan kerumitan operasional akibat curah hujan yang tinggi. 

"Dalam tujuh bulan pertama di 2023 terjadi akumulasi lumpur yang signifikan akibat tingginya debit air di dasar lubang tambang, yang berdampak pada kualitas, volume dan stabilitas bijih," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×