kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Intip Strategi Trading Beserta Saham Pilihan pada Pekan Pendek Menjelang Pilpres


Minggu, 04 Februari 2024 / 17:06 WIB
Intip Strategi Trading Beserta Saham Pilihan pada Pekan Pendek Menjelang Pilpres
ILUSTRASI. Layar pergerakan saham Bursa Efek Indonesia (BEI). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) yang tinggal menghitung hari, perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) memasuki pekan pendek. Pelaku pasar mesti cermat memilah saham untuk trading dan investasi dengan hanya tiga hari perdagangan pada pekan ini. 

Masa efektif perdagangan hanya pada Senin - Rabu (5, 6 dan 7 Februari). Dalam kalender libur bursa, Kamis (8/2) akan libur memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Sedangkan pada Jumat (9/2) ada cuti bersama Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili.

Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya melihat momentum pekan pendek berpotensi membuat transaksi di pasar saham cenderung sepi. Meski begitu, volatilitas bisa tetap tinggi lantaran pelaku pasar akan mencerna data-data ekonomi yang banyak rilis pada pekan ini.

Dari dalam negeri ada  Produk Domestik Bruto (PDB) dan cadangan devisa Indonesia. Sedangkan dari global, investor menanti komentar pejabat The Fed dan data manufaktur Amerika Serikat. 

Baca Juga: Saham Grup Barito Jadi Pemberat IHSG, Saatnya Beralih ke Saham Bluechip Konvensional?

"Rilis data ekonomi bisa jadi katalis yang membuat volatilitas di pasar, meskipun secara nilai transaksi dan volume bisa cenderung rendah," ungkap Cheril kepada Kontan.co.id, Minggu (4/2).

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan juga memperkirakan pekan pendek ini berpotensi memicu sikap wait and see pelaku pasar. Menurut Valdy, sentimen utama yang memengaruhi IHSG akan didominasi dari dalam negeri, terutama rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2023.

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan kembali ke atas 5% (YoY) pada kuartal IV-2023, sehingga pertumbuhan ekonomi sepanjang 2023 diyakini berada di atas 5%. Valdy melihat potensi rilis data PDB pada awal pekan bisa menjadi game changer, khususnya jika hasilnya sesuai atau berada di atas ekspektasi.

Sementara dari eksternal, pasar turut menantikan rilis inflasi China dan Jerman yang dijadwalkan pada Kamis dan Jumat. 

"Ada kemungkinan aktivitas di pasar menurun karena pekan pendek dan kecenderungan pasar untuk wait and see terhadap data-data ekonomi eksternal," ungkap Valdy.

Sebagai perbandingan, IHSG akan mengawali pekan ini dari posisi 7.238,78. Sepanjang pekan lalu, IHSG menanjak 1,42%. Kenaikan IHSG itu sejalan dengan aliran dana dari investor asing (capital inflow) yang mencatatkan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp 4,89 triliun. 

Sentimen Pemilu & Pilpres

Pengamat pasar modal CSA Insitute David Sutyanto memandang investor asing berpotensi melanjutkan capital inflow, namun dengan nilai yang lebih terbatas.

Di samping karena terpangkas hari libur di pekan pendek, David menyoroti bahwa sentimen Pemilu & Pilpres yang akan diselenggarakan pada 14 Februari 2024, bakal membayangi pasar dalam sepekan ke depan.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Melemah Bulan Ini, Deretan Saham Berikut Layak Dilirik

David pun merujuk pada hasil survei dari Capital Sensitivity Analysis (CSA) Index untuk bulan Februari 2024. 

"Terlihat dari hasil CSA Index dimana pelaku pasar masih menunggu hasil Pemilu sebelum melaksanakan rencana investasinya," ujar David.

Adapun, dari data yang dikumpulkan pada 16 - 29 Januari 2024, CSA Index Februari berada di level 59,7 yang mengindikasikan penurunan tingkat optimisme dibandingkan bulan Januari yang mencapai angka 83,7. Indikasi penurunan gairah pelaku pasar ini terutama didorong oleh Pemilu & Pilpres dan pelemahan nilai tukar rupiah.

Merujuk CSA Index Februari, pelaku pasar melihat ketidakpastian akibat Pemilu & Pilpres cukup tinggi. Apabila selesai dengan satu putaran, maka akan cenderung menjadi hal positif, sehingga pelaku pasar dapat segera mengalokasikan asetnya menyesuaikan dengan hasil Pilpres. 

"Tetapi, apabila berlangsung dua putaran, maka ketidakpastian masih akan berlanjut hingga putaran kedua diadakan," mengutip rilis CSA Index Februari 2024.

Sementara itu, pengamat pasar modal & founder WH-Project William Hartanto melihat dari sisi yang berbeda. Menurut dia, aksi beli justru berpotensi lebih marak terjadi sebelum Pilpres. Langkah antisipasi dari investor ini dapat menjadi penyokong stabilitas pasar. 

"Ibaratnya seperti beli duluan, nanti setelah Pilpres ada gejolak, baru jualan lagi," kata William.

Hanya saja, untuk pekan pendek ini, William memberikan catatan bahwa sentimen besar biasanya akan menghasilkan indeks yang stagnan. Situasi ini terjadi karena pelaku pasar turut mengantisipasi efek setelah sentimen tersebut terealisasi.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham yang Berpotensi Cuan di Tahun Naga Kayu Berikut Ini

Di samping Pemilu & Pilpres, masih ada sentimen menjelang musim rilis laporan keuangan emiten, meski William melihat dampaknya akan lebih terbatas. William menaksir pergerakan IHSG sepekan ke depan berada pada rentang 7.100 - 7.280.

Menimbang sentimen yang mengiringi, William memprediksi transaksi di pasar saham pada pekan pendek ini tidak akan terlalu sepi. Apalagi, dia menilai pada momentum saat ini pelaku pasar layak menerapkan strategi buy on weakness, dengan memilah saham-saham yang menjadi penggerak indeks (movers) maupun saham lapis kedua dan lapis ketiga.

Sebagai rekomendasi dari saham movers, William menyematkan rekomendasi buy untuk saham big bank PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Kemudian saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Astra International Tbk (ASII) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Sedangkan untuk saham lapis kedua dan lapis ketiga, William menyodorkan saham PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA), PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) dan  PT Arkora Hydro Tbk (ARKO).

Selain itu, William menyarankan untuk mulai melirik saham-saham yang berpeluang terdampak dengan program Calon Presiden (Capres) seperti dari sektor perbankan, telekomunikasi, infrastruktur, teknologi dan kesehatan.

Baca Juga: CSA Index: IHSG Akhir Februari Bisa Sentuh 7.258, Optimisme Pasar Turun Jelang Pemilu

Sementara itu, Cheril memprediksi IHSG berpotensi konsolidasi melemah dengan rentang 7.150 - 7.280. Pelaku pasar bisa mempertimbangkan trading pada saham-saham big caps. Untuk memilah saham, bisa menyaring dari konstituen indeks LQ45 maupun Kompas100.

Saham pilihan Cheril pada pekan pendek ini adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan target harga Rp 12.000 dan stoploss pada Rp 11.200. Kemudian saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dengan target harga Rp 870 dan stoploss di Rp 800.

Sedangkan Valdy memperkirakan IHSG akan bergerak pada rentang 7.175 - 7.330. Saham yang menjadi pilihan utama (top pick) adalah PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Indosat Tbk (ISAT).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×