Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Capital Sensitivity Analysis (CSA) Index untuk bulan Februari memotret indikasi penurunan tingkat optimisme pelaku pasar dibandingkan bulan sebelumnya. CSA Index Februari berada di level 59,7 berbanding 83,7 pada bulan Januari 2024.
Adapun, CSA Index dikompilasi oleh CSA Institute bekerja sama dengan Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) dari respons kuesioner yang dikirimkan ke seluruh anggota AAEI dan alumni dari CSA Institute. Melalui data yang dikumpulkan pada 16 - 29 Januari 2024 ini, CSA Index Februari mengindikasikan pelaku pasar kurang bergairah dalam menghadapi perdagangan di bulan ini.
Adanya Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan diselenggarakan pada 14 Februari serta pelemahan nilai tukar rupiah, menjadi alasan yang cukup banyak dikemukakan pelaku pasar. Hanya saja, perlu menjadi catatan bahwa meskipun gairah menurun, tapi dengan angka yang masih di atas 50 menunjukkan lebih banyak pelaku pasar yang memprediksi IHSG akan bullish di bulan Februari.
Baca Juga: IHSG Menguat 1,42% Dalam Sepekan, Begini Prediksinya untuk Senin (5/2)
Konsensus untuk penutupan IHSG pada bulan Februari 2024 mencapai level 7.258, mengindikasikan kenaikan tipis dari penutupan IHSG bulan Januari 2024 di angka 7.207. "Berdasarkan hasil deep interview diketahui pelaku pasar melihat bahwa ketidakpastian akibat pemilu cukup tinggi," ungkap rilis CSA Index yang diterima Kontan.co.id, Minggu (4/2).
Apabila Pilpres selesai dengan satu putaran, maka dinilai akan menjadi hal yang positif, sehingga pelaku pasar dapat segera mengalokasikan asetnya untuk menyesuaikan dengan hasil Pilpres.
"Akan tetapi, apabila berlangsung dua putaran, maka ketidakpastian masih akan berlanjut hingga putaran kedua diadakan," lanjut rilis tersebut.
Selain itu, faktor pelemahan nilai tukar rupiah dan potensi peningkatan tensi geopolitik dinilai akan semakin memperberat langkah IHSG. Meningkatnya tensi geopolitik diyakini berdampak signifikan pada rantai pasok global, sementara ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed pada bulan Maret mendatang juga semakin rendah.
Meski begitu, sebanyak 93,4% pelaku pasar tetap optimis IHSG akan mengalami trend bullish selama dua belas bulan ke depan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan optimisme terhadap pergerakan IHSG tahunan pada bulan Januari sebesar 93%.
Sentimen positif yang paling mempengaruhi adalah pelaku pasar yakin pertumbuhan ekonomi masih baik di tahun 2024 dan harapan The Fed akan tetap memangkas suku bunganya di tahun ini. Harapan meningkatnya kinerja emiten pasca Pemilu & Pilpres juga menjadi alasan investor yakin IHSG tetap bertumbuh di tahun 2024.
Pelaku pasar menargetkan IHSG menguat hingga ke level 7.697. Mengindikasikan IHSG menguat sebanyak 489 poin atau 6,78% dari posisi penutupan di akhir Januari 2024.
"Target ini didasarkan bahwa terdapat beberapa sentimen negatif yang berpengaruh jangka panjang seperti risiko geopolitik yang meningkat dan perlambatan ekonomi dunia," terang rilis CSA Index Februari 2024.
Menanggapi hasil CSA Index Februari 2024, Ketua Umum AAEI David Sutyanto menyoroti penurunan optimisme pelaku pasar menghadapi perdagangan di bulan ini. Namun, IHSG diproyeksikan masih akan menguat, meskipun terbatas.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham yang Berpotensi Cuan di Tahun Naga Kayu Berikut Ini
"(Penurunan optimisme) ini disebabkan adanya event Pemilu dan menurunnya kemungkinan The Fed memangkas tingkat suku bunga dalam waktu dekat," ujar David.
CSA Index juga mencermati sektor-sektor yang akan menjadi penggerak utama IHSG di bulan Februari. Sektor keuangan menjadi pilihan utama dari mayoritas pelaku pasar sebagai sektor yang dapat memacu IHSG. Rilis laporan keuangan perbankan yang hasilnya di atas ekspektasi dan rendahnya valuasi menjadikan daya tarik sektor ini.
Selain sektor keuangan, sektor barang konsumen non-primer menjadi pilihan terbanyak kedua. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi dalam negeri yang masih terjaga dan optimisme terhadap kondisi ekonomi dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News