Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham Grup Barito dan afiliasi Prajogo Pangestu tercatat menjadi pemberat langkah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun berjalan ini.
Sejak awal 2024 hingga Jumat (2/2), saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sudah ambles 33,8%. Penurunan emiten yang bergelut di bidang Energi Baru Terbarukan (EBT) menggerus IHSG sebesar 97,96 poin.
Menyusul saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang sudah anjlok 49,2% ke level Rp 6.800 secara year to date. Seiring penurunan itu, CUAN telah menekan IHSG sebesar 27,67 poin.
Kemudian saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang telah menggerus IHSG sebanyak 18,17 poin. Sepanjang tahun berjalan ini, BPRT sudah ambles 21,1% ke posisi Rp 1.050 per saham.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Bluechip Usai Rebalancing LQ45
Lalu ada saham PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang masing-masing telah menekan IHSG sebesar 14,67 poin dan 13,05 poin sepanjang 2024 berjalan ini.
Head of Research Team Mirae Asset Sekuritas Robertus Hardy menuturkan potensi normalisasi imbal hasil return saham-saham yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) terutama yang berkaitan dengan Prajogo Pangestu.
Pasalnya, meski punya valuasi yang sangat tinggi BREN, BRPT dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) berkontribusi 500 poin lebih terhadap kenaikan IHSG sepanjang 2023.
"Ini kondisi khusus, dimana saham EBT tahun lalu naik secara tidak wajar karena ada faktor optimisme yang bisa memainkan harga sahamnya terus naik," jelas Robertus baru-baru ini.
Sementara saham-saham bluechip yang sudah familiar di pasar modal, seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) berkontribusi sekitar 300 poin.
Adrian Joezer, Head of Equity Analyst and Strategy Mandiri Sekuritas menilai koreksi yang terjadi disebabkan oleh investor sedang menimbang ulang potensi capital gain ke depannya seperti apa.
"Kalau dilihat sekilas secara valuasi sudah cukup tinggi, sehingga investor sedang menimbang-nimbang seperti apa," ucap dia.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham yang Berpotensi Cuan di Tahun Naga Kayu Berikut Ini
Untuk gambaran, Price Earning Ratio (PER) BREN mencapai 379,55 kali per Jumat (2/2). Sementara Price Book Value Ratio (PBVR) BREN sebesar 166,92 kali.
Pada periode yang sama, PER CUAN mencapai 327,17 kali dengan PBVR 46,71 kali. Kemudian, BRPT memiliki PER sebesar 132,60 kali dengan PBVR 3,95 kali.
Kembali ke Saham Bluechip
Seiringan dengan itu, saham-saham bluechip yang tertekan justru menawarkan valuasi yang menarik. Karena itu, Robertus menilai ada potensi pergantian alokasi portofolio oleh investor.
"Ada peluang investor untuk tertarik kepada saham-saham bluechip yang sudah teruji secara operasional dan finansial yang memiliki valuasi atraktif," jelas Robertus.