kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Intip Rekomendasi Saham yang Banyak Diakumulasi Direksi hingga Pengendali


Kamis, 21 Desember 2023 / 08:15 WIB
Intip Rekomendasi Saham yang Banyak Diakumulasi Direksi hingga Pengendali
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan lantai di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Tribunnews/Jeprima


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang tutup tahun 2023, ramai transaksi saham yang dilakukan oleh para pengendali maupun komisaris dan direksi emiten. Ada yang menjual, bahkan melepas seluruh kepemilikan, ada juga yang justru getol mengakumulasi.

PT Indointernet Tbk (EDGE) menjadi contoh terhangat sejumlah pemegang saham signifikan yang melepas kepemilikan. Salah satunya ada tokoh terkemuka di sektor teknologi, Otto Toto Sugiri yang menjual 334,49 juta atau 16,56% sahamnya di EDGE. 

Otto tak sendiri, Han Arming Hanafia dan Bing Moniaga juga melepas saham EDGE. Sebelumnya, Han dan Bing masing-masing menggenggam 7,45% dan 6,44% atas EDGE. Di sisi yang lain, Digital Edge (Hongkong) LtD. memborong 666,68 juta dan mengokohkan diri sebagai pengendali EDGE. 

Para bos di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terbilang rajin melakukan transaksi. Terbaru, ada William Tanuwijaya yang menjual 746,6 juta saham Seri A. Berbeda arah, sang Direktur Utama, Patrick Sugito Walujo justru getol memborong saham GOTO. Seperti yang dilakukannya pada 13 Desember 2023 mengakumulasi 56,18 juta saham Seri A.

Baca Juga: Cetak Lonjakan Laba Bersih, Simak Rekomendasi Saham Jasa Marga (JSMR)

Pada pekan lalu, jajaran direksi dan komisaris PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) beramai-ramai memborong saham emiten plat merah tersebut. Sebelumnya, ada pengendali PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), yakni PT Arthakencana Rayatama dan Haryanto Adikoesoemo yang rajin mengakumulasi saham AKRA.

Contoh lain pengendali dan top management yang melakukan transaksi pada saham emiten di penghujung 2023 di antaranya ada  PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN), PT Multi Medika Internasional Tbk (MMIX), PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR), hingga PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS).

Pengamat Pasar Modal, Hans Kwee menilai transaksi jual atau beli saham oleh para pengendali maupun top management emiten tidak berkaitan langsung dengan situasi pasar. Momentum transaksi maupun dampak terhadap pergerakan saham akan berbeda-beda pada setiap emiten.

Meski biasanya, transaksi oleh para pengendali atau top management memberikan sinyal kepada pasar. Ketika menambah kepemilikan, ada indikasi valuasi sedang menarik dan punya prospek kinerja yang apik.

"Menjual, bisa sebaliknya. Tapi bisa juga penjualan karena para pihak ada keperluan pribadi," kata Hans kepada Kontan.co.id, Rabu (20/12).

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus sepakat, akumulasi oleh pengendali atau top management relatif membawa dampak yang positif. Sebagai strategi investasi, mereka akan mengakumulasi ketika ada peluang di harga murah.

"Juga memberikan pengharapan ketika harganya mengalami pelemahan, sehingga pelemahan tersebut dapat berhenti. Tapi tetap cermati dan korelasikan dengan fundamental dan potensi valuasi perusahaan," imbuh Nico.

Pengamat dan Praktisi Pasar Modal Riska Afriani mengamini, transaksi yang dilakukan oleh para pengendali atau top management akan memberikan sinyal bagi pasar. Alasannya, mereka tahu lebih mendalam mengenai kondisi perusahaan, termasuk prospek bisnis dan rencana ekspansinya ke depan.

 

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham PTPP di Tengah Sentimen Negatif BUMN Karya

"Mereka tahu arah (emiten) kemana, tahun depan mau seperti apa. Makannya percaya dengan memegang saham lebih banyak, sehingga mengakumulasi, itu tanda yang positif. Begitu juga sebaliknya," kata Riska.

Aksi Korporasi Lanjutan

Hanya saja, Riska menyarankan agar pelaku pasar juga cermat untuk mencerna informasi. Apakah transaksi yang dilakukan hanya sebagai strategi investasi pribadi, atau ada aksi korporasi lanjutan yang akan dilakukan emiten setelah itu.

Satu hal yang disoroti Riska mengenai pelepasan saham milik pengendali. Menurutnya, aksi jual atau beli pengendali akan lebih memberikan sentimen terhadap prospek saham emiten. Dia pun mengingatkan agar investor lebih mencermati aksi dari para pengendali perusahaan.

"Misalnya ketika melakukan penjualan, motif-nya apa? Karena sebagai investor, selain lihat fundamental emiten, kita juga lihat siapa manajemen dan pemegang sahamnya. Kalau pemegang saham utama saja exit, arah perusahaan akan seperti apa?" ungkap Riska.

Sementara itu, Founder WH-Project William Hartanto mengamati signifikan atau tidaknya dampak transaksi para pengendali maupun top management, ditentukan sejumlah faktor. Pertama, tergantung dari porsi saham yang dijual atau dibeli. 

Kedua, bagaimana tujuannya, apakah hanya strategi investasi pribadi atau ada aksi korporasi. Ketiga, tergantung dari siapa pihak atau tokoh yang melakukan transaksi. Jika itu dari market movers, maka bisa memberikan dampak signifikan bagi pergerakan harga sahamnya.

William memandang jika penjualan dilakukan ketika tren harga saham sedang naik, bisa jadi itu merupakan aksi profit taking. Sebaliknya, jika diborong ketika terjadi koreksi, umumnya hal itu memberikan sinyal harga sedang menarik dan saham ini layak diakumulasi.

Founder CTA Saham Andri Zakaria mengingatkan, transaksi oleh para pengendali atau top management bisa jadi tidak mencerminkan kepentingan emiten, melainkan lebih kepada kebutuhan pribadi. Meski begitu, hal ini tetap bisa memberikan sinyal kepada investor ritel atau institusi mengenai kondisi dan prospek emiten.

Bagi yang ingin membuntuti aksi tersebut,  mesti tetap mencermati momentum teknikal sahamnya, terutama untuk kebutuhan trading jangka pendek. Di antara saham-saham yang ditransaksikan oleh pengendali atau top management-nya, Andri melirik saham TPIA, AKRA, GOTO, UVCR, SSMS, IRRA dan EDGE.

William menyematkan rekomendasi buy untuk saham GOTO, IRRA dan SSMS. Lalu sell on strength terhadap saham TPIA. Sementara itu, Hans menjagokan saham SMGR dan AKRA. Sedangkan Riska menyodorkan saham SMGR sebagai pilihan investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×