Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Suku bunga BI yang sudah empat kali dipangkas di tahun 2025 ini direspons cukup baik oleh pasar.
Melansir laman Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX Properties and Real Estate tercatat naik 16,89% sejak awal tahun alias year to date (YTD).
Sayangnya, pada Selasa (16/9), saham sejumlah emiten properti malah cenderung turun. Misalnya, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang turun 1,29% hari ini dan terkoreksi 6,53% YTD.
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) turun 0,51% pada Selasa dan juga terkoreksi 0,51% YTD. PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) turun 0,91% pada Selasa dan terkoreksi 15,16% YTD.
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) turun 1,33% pada Selasa, tetapi sejak awal tahun saham BSDE tercatat naik 17,99% YTD.
Sebaliknya, Saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) naik 0,53%, tetapi terkoreksi 5,53% YTD. Saham PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) hari ini naik 0,46%, tetapi turun 8,33% YTD.
Baca Juga: Suku Bunga Turun ke 5,25%, Simak Prospek Emiten Properti
Nico melihat, pemangkasan tingkat suku bunga yang memberikan dampak positif dan meningkatkan ekspektasi pelaku pasar dan investor.
Namun, baru beberapa emiten saja yang berhasil menopang kinerja indeks tersebut. “Kalau diperhatikan, yang menopang IDX Property ada REAL, DADA, ASPI, SAGE, dan NASA, yang kenaikannya di atas 250%,” ujarnya.
Senada, Liza melihat, kenaikan IDX Properties & Real Estate sejak awal tahun juga disengat sentimen pemotongan suku bunga BI dari awal tahun sebanyak empat kali dari 6% hingga 5%, serta adanya perpanjangan insentif diskon PPN DTP.
Untuk emiten penopang kinerja indeks properti, ditopang oleh PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) milik Grup Tahir yang berkapitalisasi pasar besar dan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) yang naik pesat saat melantai di Bursa tahun ini.
Baca Juga: Kinerja Emiten Properti Cukup Beragam di Kuartal I 2025, Berikut Rekomendasi Analis
Kemudian, ada PT Sentul City Tbk (BKSL) yang ada perubahan manajemen dan mengerjakan beberapa proyek pemerintah, seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan yang bisa memberikan manfaat kepada perusahaan.
BSDE juga jadi penopang kinerja indeks, karena tersengat juga sentimen KEK Kesehatan, serta valuasinya yang tergolong masih murah.
Selain suku bunga, proyek dari masing-masing emiten akan menjadi penopang emiten properti ke depan.
Untuk saham-saham dengan sumber pendapatan dari penjualan hunian akan sangat sensitif dengan insentif PPN DTP dan pertumbuhan ekonomi dan demografi, seperti CTRA, BSDE, SMRA, ASRI, dan PANI.
Baca Juga: Kinerja Sejumlah Emiten Grup Sinarmas Lesu, Simak Rekomendasi Analis
“Untuk Emiten seperti PWON dengan pendapatan mayoritas disumbang recurring income, daya beli masyarakat secara umum akan menjadi pendorong,” ungkap Liza.
Liza belum memberikan rekomendasi untuk emiten properti. Sementara, Nico merekomendasikan beli untuk CTRA dan SMRA dengan target harga masing-masing Rp 1.400 per saham dan Rp 590 per saham.
Selanjutnya: Dolar AS Tertekan ke Level Terendah Multi-Bulan Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed
Menarik Dibaca: Riset OCBC, Generasi Muda yang Investasi Emas Batangan Meningkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News