kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini yang bikin IHSG terjungkal 1,21% pada perdagangan Jumat (24/7) kemarin


Sabtu, 25 Juli 2020 / 05:30 WIB
Ini yang bikin IHSG terjungkal 1,21% pada perdagangan Jumat (24/7) kemarin


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IHSG berakhir di zona merah dengan penurunan 1,21% ke posisi 5.082,99 pada perdagangan Jumat (24/7). Ini menjadi penurunan terdalam selama lima hari perdagangan terakhir.

Meskipun begitu, sebenarnya IHSG cenderung bergerak variatif pada pekan ini. Jika dilihat dalam seminggu ke belakang, IHSG masih mencatatkan kenaikan tipis 0,07%.

Baca Juga: Begini strategi Unilever Indonesia (UNVR) memacu penjualan di semester II

Akan tetapi, investor asing masih mencatatkan aksi jual di seluruh pasar dengan nilai bersih Rp 973,21 miliar dalam sepekan ke belakang. Dari segi nilai, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) menjadi tiga saham yang paling banyak dilepas asing.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan, sektor yang mendorong penurunan IHSG pada hari kemarin adalah barang konsumsi dan aneka industri. Pasalnya, kedua sektor tersebut mencatatkan penurunan terdalam, yakni 1,86% dan 1,76%.

"Pelemahan IHSG juga diakibatkan oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap adanya resesi yang mana Bank Indonesia memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 akan negatif," tutur Dennies dalam risetnya, Jumat (24/7). 

Di samping itu, pergerakan IHSG juga masih dibayangi oleh tingginya kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi.

Baca Juga: BEI mengevaluasi LQ45 dan IDX30, saham-saham ini jadi penghuni baru

Sementara itu, Analis Trimegah Sekuritas Rovandi menilai, penurunan dalam IHSG yang terjadi pada akhir pekan ini disebabkan oleh banyaknya laporan keuangan semester I-2020 yang berada di bawah ekspektasi pasar.

"Selain itu, pelaku pasar juga banyak yang melakukan aksi ambil keuntungan (profit taking) pada saham-saham farmasi," kata Rovandi.

Sebagaimana diketahui, saham-saham farmasi terutama PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) menorehkan kenaikan signifikan berkat adanya uji coba vaksin Covid-19 di Indonesia. Selama sepekan, harga KAEF terbang 114,06% dan INAF melesat 133,04%.

Baca Juga: IHSG terjun 1,21% pada perdagangan Jumat (24/7), berikut pemicunya

Menurut Rovandi, sepanjang pekan ini, perkembangan vaksin Covid-19 memang menjadi salah satu perhatian investor. Di sisi lain, investor masih mengkhawatirkan fluktuasi nilai tukar rupiah yang cenderung melemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×