Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) optimistis bisa memupuk pertumbuhan pendapatan dan laba dari bisnis pupuk dan produk agrokimia. DGWG pun telah menggelar langkah ekspansi pasca menjadi perusahaan terbuka.
Direktur Delta Giri Wacana, Danny Jo Putra memprediksi industri agribisnis hulu (agro input) punya prospek yang menarik pada tahun ini. Memegang peran penting dalam menjaga kelangsungan sektor pertanian nasional, industri agro input akan tumbuh sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai ketahanan pangan.
Apalagi, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita menargetkan bisa mencapai swasembada pangan. "Menurut kami industri pupuk dan agrokimia di tahun 2025 masih sangat menjanjikan," kata Danny kepada Kontan.co.id, Jumat (7/3).
Baca Juga: Delta Giri Wacana (DGWG) Targetkan Laba Tumbuh 25% di Tahun 2025
DGWG saat ini bergerak di industri agro input dengan segmen usaha agrokimia, pupuk, alat-alat pertanian dan distribusi internal untuk memasarkan produk-produk Grup Delta Giri Wacana. Perusahaan ini mulai berkiprah di bidang agrokimia sejak tahun 2001.
DGWG melebarkan sayap bisnisnya dengan memperdagangkan pupuk berunsur hara Nitrogen, Fosfor dan Kalium (NPK) pada tahun 2011, dan terus mengembangkan bisnis di industri agro input. Saat ini, bisnis agrokimia dan pupuk menjadi kontributor utama bagi pendapatan DGWG.
Danny menggambarkan, kontribusi dari bisnis agrokimia dan pupuk mendominasi total penjualan konsolidasian DGWG yang mencapai Rp 3,4 triliun pada tahun 2024.
"Kedua produk tersebut menjadi segmen usaha yang memberikan kontribusi signifikan bagi kinerja penjualan Perseroan," ungkap Danny.
Kinerja operasional dan bisnis DGWG ditopang oleh tiga fasilitasi produksi. Pertama, pabrik pupuk NPK yang dikelola oleh anak usaha, PT Fertilizer Inti Technology. Pabrik ini berlokasi di Gresik, Jawa Timur dengan kapasitas produksi 350.000 - 420.000 metrik ton per tahun.
Kedua, pabrik mulsa plastik yang dikelola oleh anak usaha, PT Semesta Alam Sejati. Pabrik yang berlokasi di Cikande, Banten ini memiliki kapasitas produksi 2.200 metrik ton per tahun.
Ketiga, pabrik karbamasi (bahan aktif pestisida) yang sedang dalam tahap persiapan pengoperasian. Pabrik baru ini juga berlokasi di Cikande, dan memiliki kapasitas produksi sebesar 2.000 metrik ton per tahun pada tahap awal.
Baca Juga: Delta Giri Wacana (DGWG) Resmi Melantai di BEI Hari Ini (13/1), Sahamnya Naik 12,17%
Kapasitas produksi akan meningkat hingga mencapai 6.000 metrik ton per tahun dalam tiga tahun ke depan. "DGWG memiliki rencana ekspansi kapasitas produksi baik pada segmen usaha agrokimia maupun pupuk," ujar Danny.
Strategi Memacu Ekspansi
Danny melanjutkan, pengoperasian pabrik karbamasi merupakan bagian dari strategi ekspansi DGWG pada segmen agrokimia. Tidak hanya untuk menopang produksi internal, pabrik karbamasi ini diharapkan bisa ikut memenuhi kebutuhan pelaku industri pestisida nasional, serta untuk permintaan ekspor.
Di segmen usaha pupuk, DGWG berencana membangun pabrik di wilayah Sumatra, yang ditargetkan bisa menambah 200 metrik ton per tahun pada tahap awal.
"Pendirian pabrik pupuk ini diharapkan dapat memenuhi permintaan di kawasan tersebut dengan harga yang lebih kompetitif seiring dengan lebih rendahnya biaya distribusi," terang Danny.
Tak hanya dari kapasitas produksi, DGWG juga akan melakukan ekspansi dan diversifikasi portofolio produk. Pada tahun ini, DGWG akan meluncurkan beragam produk baru di hampir seluruh segmen usaha, yakni pestisida, pupuk, dan alat-alat pertanian.
Selain itu, DGWG akan memacu ekspansi dari sisi pemasaran dengan mulai menjajaki pasar ekspor melalui perdagangan produk-produk karbamasi. DGWG menyasar pasar di Asia, termasuk kawasan ASEAN, China dan Asia Selatan. Pasar potensial lainnya adalah Australia dan Amerika Latin seperti Brasil.
Baca Juga: Delta Giri Wacana (DGWG) Tetapkan Harga IPO Rp 230 per Saham
Di dalam negeri, DGWG menjangkau pasar di daerah-daerah pertanian dengan model Business to Business (B2B) maupun Business to Business to Consumer (B2B2C).
Di pasar retail, DGWG telah bekerjasama dengan sekitar 7.000 kios tani, dan mengklaim bisa melayani 30% dari total petani di Indonesia.
Dengan berbagai strategi tersebut, DGWG optimistis bisa mencapai pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada level double digits. Pada tahun 2025, DGWG membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 16% dan kenaikan laba bersih sebanyak 27%.
Di tengah berbagai agenda ekspansi tersebut, DGWG mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 133 miliar pada tahun 2025. Capex tersebut melanjutkan realisasi penggunaan capex tahun lalu yang mencapai Rp 182 miliar.
Melaju di atas Harga IPO
PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) telah menghimpun dana segar sebesar Rp 202,94 miliar melalui penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO). Dalam aksi tersebut, DGWG melepas sebanyak 882,35 juta saham atau 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
DGWG mematok harga penawaran sebesar Rp 230 per saham. Pasar pun tampak menyambut positif di hari perdana melantai di Bursa Efek Indonesia pada 13 Januari 2025. Dalam debutnya, harga DGWG ditutup menguat 24,35%.
Baca Juga: Delta Giri Wacana (DGWG) Bakal IPO, Lepas 1,67 Miliar Saham
Hingga akhir pekan ini, harga saham DGWG masih melaju di atas harga penawaran saat IPO. DGWG menguat 1,55% ke level Rp 392 per saham pada Jumat (7/3). Dus, harga saham DGWG mengakumulasi kenaikan 70,43% dari harga penawaran IPO.
Saat ini, pengendali DGWG adalah David Yaory dengan kepemilikan 4,25 miliar saham atau 72,25%. David menjadi pengendali bersama PT Agro Jaya Mandiri yang menggenggam 750 juta saham atau 12,75% dari total saham DGWG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News