Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) akan berfokus pada bisnis inti untuk mendukung ketahanan pangan nasional pasca melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Presiden Direktur DGWG, David Yaory mengatakan, ketahanan pangan merupakan isu yang terus menjadi perhatian global dan nasional. Terutama, di tengah tantangan perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan keterbatasan sumber daya.
Sebagai salah satu negara dengan sektor agrikultur yang besar, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam memastikan ketersediaan dan akses pangan bagi seluruh masyarakat. Pemerintah Indonesia pun tengah berupaya menindaklanjuti isu ketahanan pangan dengan berbagai program kerja.
“Untuk itu, penting bagi pelaku industri untuk mendukung tercapainya ketahanan pangan dengan menghadirkan produk-produk bermutu dan inovatif,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (15/1).
Asal tahu saja, DGWG menjadi perusahaan kedelapan yang tercatat di BEI pada tahun ini. Perusahaan perdagangan besar pupuk dan produk agrokimia ini menawarkan sebanyak 882,35 juta saham. Jumlah tersebut setara dengan 15% dari modal ditempatkan dan disetor pasca IPO.
Baca Juga: Delta Giri Wacana (DGWG) Targetkan Laba Tumbuh 25% di Tahun 2025
Harga penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) senilai Rp 230 per saham. Dus, Delta Giri memperoleh dana segar sekitar Rp 202,94 miliar saham lewat hajatan IPO ini.
Sekitar 53,2% dana IPO akan digunakan untuk pemenuhan modal kerja DGWG berupa pembelian bahan baku pembuatan pestisida. Pembelian ini akan melibatkan banyak pihak pemasok dan merupakan pihak ketiga.
Kemudian sisanya sekitar 46,8% akan disetorkan oleh Delta Giri kepada anak usahanya PT Fertilizer Inti Technology dalam bentuk penyertaan modal. Nantinya dana ini bakal dipakai Fertilizer Inti Technology sebagai modal kerja.
Hal tersebut diakui sejalan dengan komitmen DGWG untuk mendukung tercapainya ketahanan pangan dengan menghadirkan produk-produk bermutu dan inovatif. Apalagi, pemerintah Indonesia telah menyatakan komitmen target swasembada dan menambah anggaran ketahanan pangan hingga Rp 159 triliun.
Menurut David, inovasi teknologi itu diterapkan dalam seluruh proses operasional perusahaan, peningkatan kapasitas produksi, penguatan jaringan suplai, serta optimalisasi pengelolaan persediaan produk.
"Di tengah upaya pemerintah Indonesia dalam mendorong swasembada pangan, kami ingin memastikan bahwa visi bisnis kami selaras dengan tujuan besar ini," ungkapnya.
DGWG juga berkomitmen memperluas distribusi produk ke semua wilayah pertanian di Indonesia, dengan tujuan menjadi pemimpin di negeri sendiri dalam bisnis penyediaan suplai pertanian yang terintegrasi.
“Langkah ini tidak hanya memperkuat posisi kami sebagai pemimpin di industri agro-input, tetapi juga sebagai mitra strategis pemerintah dalam mencapai swasembada pangan,” papar David.
Untuk mencapai tujuan tersebut, DGWG pun bakal melakukan penambahan sarana produksi produk-produk agro-chemical sampai dengan tahun 2027. Strateginya dilakukan melalui penambahan lini produksi pabrik bahan baku serta membangun beberapa pabrik pupuk premium di beberapa daerah di Sumatra.
“Hal tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi permintaan serta membangun rantai pasok yang strategis bagi konsumen perkebunan maupun ritel di Sumatera,” ungkapnya.
Pada penutupan perdagangan hari pertama di Bursa, Senin (13/1), DGWG sempat mencatatkan kenaikan harga saham sebesar 24,35%.
Pada hari kedua, saham DGWG juga naik 9,79% di akhir perdagangan Selasa (14/1). Namun, saham DGWG turun 3,82% di perdagangan sesi I hari ini ke Rp 302 per saham.
Selanjutnya: Banyak Pejababat Kritik Makan Bergizi Gratis, Ini Kata Luhut
Menarik Dibaca: 5 Film Romantis Tentang LDR Wajib Ditonton Pasangan Jarak Jauh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News